Bagikan:

 

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus berupaya menggerakkkan berbagai mesin ekonomi agar dapat terus berfungsi secara berkesinambungan ke depan dalam mencapai target pertumbuhan.

Menurut Airlangga, mesin ekonomi konvensional perlu untuk direvitalisasi dan dimaksimalkan kapasitasnya sehingga mampu mendorong peningkatan produktivitas dan investasi, serta mesin ekonomi baru perlu untuk terus digali agar mampu menjadi akselerator pertumbuhan di masa depan.

“Indonesia saat ini tengah mengembangkan ekosistem digital menjadi salah satu mesin pertumbuhan baru tersebut,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu, 30 November.

Airlangga mengatakan potensi unggul sektor digital di Indonesia ditunjukkan dengan jumlah kepemilikan ponsel yang beredar di masyarakat hingga 353,3 juta, pengguna internet aktif sebanyak 185,3 juta pada awal tahun 2024, hingga kepemilikian startup terbesar di ASEAN hingga 2.651 startup.

Selain itu pada sektor keuangan, Indeks Inklusi Keuangan Indonesia tahun 2024 sekitar 75 persen yang mengisyaratkan sebagian besar masyarakat telah memanfaatkan teknologi digital, terutama terkait kebutuhan keuangan.

“Berbagai potensi digital tersebut tentunya perlu untuk dimanfaatkan dengan optimal agar mendorong pertumbuhan ekonomi lebih solid,” jelasnya.

Airlangga mengatakan peluang Indonesia untuk memasuki era digital sangat terbuka, dan karena ekonomi digital Indonesia 40 persen dari ASEAN. Jadi pada kepemimpinan Indonesia di ASEAN telah diluncurkan juga dengan Digital Economic Framework Agreement.

“Ini merupakan kesepakatan pertama bagi ekosistem digital di seluruh dunia,” tuturnya.

Airlangga juga menjelaskan bahwa sebagai proyek pertama, Indonesia bersama negara-negara ASEAN juga meluncurkan sistem pembayaran lintas negara di ASEAN dengan menggunakan teknologi QR Code atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

“Upaya tersebut akan memudahkan masyarakat yang akan bepergian ke negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand, untuk dapat melakukan pembayaran transaksi secara elektronik,” jelasnya.

Selanjutnya terkait dengan pengembangan startup di tengah era yang kian kompetitif saat ini, Airlangga menuturkan perlunya pengembangan kemampuan dalam berinovasi dan memberikan alternatif terhadap bisnis yang dikembangkan.

Untuk itu, sambung dia, pemerintah terus mengupayakan fasilitas pendidikan dan pelatihan, yang berkerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan seperti Apple Academy yang telah dibuka di Tangerang, Batam, hingga Surabaya.

Apple Academy tersebut didirikan untuk memfasilitasi pelajar maupun generasi muda yang berminat untuk berwirausaha di bidang digital dengan memberikan pelatihan selama satu tahun agar mendorong generasi muda untuk berkreasi menghasilkan program kerja.  

“Sebagian besar perkembangan startup digital Indonesia berbasis bahasa Inggris. Nah itulah kelebihan digitalisasi Indonesia. Pertumbuhan tahunan sektor-sektor ini meningkat dua kali lipat, 16 hingga 18 persen,” jelasnya.

“Dan sektor-sektornya, e-commerce, logistik, perjalanan, dan pembayaran, adalah yang terdepan dalam digitalisasi Indonesia. Jadi menurut saya dengan ini Indonesia ditargetkan agar sektor-sektor tersebut dapat memfasilitasi dan mempercepat pembangunan perekonomian Indonesia,” sambungnya.

Dengan mempertimbangkan berbagai potensi digital tersebut, sambung dia, pemerintah juga terus mengembangkan infrastruktur digital untuk menunjunjang pengembangan ekonomi digital melalui pemanfaatan jaringan fiber optik Palapa Ring yang menghubungan 57 kabupaten/kota di Indonesia, Satelit Sultifungsi Satria, hingga Low Orbit Satellite.

Ke depan, Pemerintah akan semakin  gencar dalam menyediakan infrastruktur digital yang memadai agar memungkinkan seluruh wilayah dapat terhubung dengan baik,” katanya.