JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono optimistis bahwa produksi padi di tahun depan akan meningkat.
Peningkatan produksi tersebut didorong oleh upaya pemerintah dalam memastikan ketersediaan pupuk, benih, dan irigasi.
Selain itu, sambung Sudaryono, optimalisasi pemanfaatan sawah tadah hujan juga telah dilakukan untuk mendukung peningkatan hasil pertanian.
“Optimalisasi sawah tadah hujan sudah dilakukan sehingga saya yakin dan pasti tahun depan produksi kita naik. Tetapi kan fungsi penyerapan harus digerakkan, karena itu saya berharap Bulog nantinya melakukan penyerapan secara maksimal,” tuturnya dalam keterangan resmi, Sabtu, 30 November.
Sudaryono meyakini potensi kenaikan produksi sangat besar, dengan sinergi antara berbagai pihak terkait dalam mendukung swasembada pangan. Mulai dari BUMN Pangan hingga PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC).
Karena itu, Sudaryono meminta agar lebih dari 10 persen dari total produksi di tahun depan tersebut dapat diserap oleh Perum Bulog.
“Sehingga penyerapan lebih dari 10 persen bisa diserap Bulog. Jadi sekali lagi Kementan berharap satu komando terkait produksi ini, pupuk ada di PT Pupuk Indonesia (PIHC), benih di Sang Hyang Seri, kemudian juga dibantu ID Food,” ujarnya.
BACA JUGA:
Apalagi, sambung dia, untuk mencapai swasembada pangan, peningkatan produksi menjadi variabel penting.
Sudaryono menjelaskan, pentingnya kerja sama dalam menjaga ketersediaan komponen dasar produksi, seperti bibit, pupuk, air, dan off-takers atau badan yang menyerap hasil panen.
“Swasembada itu kuncinya produksi. Nah yang paling krusial menurut saya ada empat. Yang pertama, bibit. Kedua, pupuk. Ketiga, air. Dan keempat, off taker. Jangan sampai pupuk yang sudah tinggi ini, tapi begitu panen penyerapan kurang,” tegasnya.