YOGYAKARTA - Harga beras melonjak di 147 kabupaten/kota di Indonesia pada Minggu ketiga Februari. Pemerintah telah menetapkan harga pembelian beras atau gabah jelang panen raya untuk menjaga stabilitas harga. Kapan panen raya padi 2023?
Penetapan harga pembelian baru untuk beras telah disepakati oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama para pelaku usaha penggilingan padi. Kebijakan ini dilakukan untuk mengendalikan agar harga beras tidak semakin liar dari tingkat petani (hulu) hingga konsumen (hilir).
Dengan adanya ketetapan baru tersebut, laju kenaikan harga beras dibatasi dengan mekanisme batas atas. Langkah menjadi upaya pemerintah melindungi penggilingan padi skala kecil dan mempersiapkan Perum Bulog sebagai off taker pada panen raya.
Kapan Panen Raya Padi 2023?
Panen raya padi akan dimulai pada awal Maret 2023. Para petani di sejumlah daerah sebenarnya sudah mulai memanen padinya secara berangsur di bulan Februari, seperti di Sragen, Demak, Ngawi, Lamongan, dan Karawang. Namun puncak panen baru akan terjadi pada Maret atau April mendatang.
Saat masuk masa panen raya, akan ada daerah-daerah yang pertama melakukan panen di tiap provinsi. Misalnya di Provinsi Jawa Barat, panen raya dimulai dari Subang Atas kemudian berlanjut ke Karawang, Pamanukan, hingga Cirebon. Sementara di Jawa Tengah, daerah yang mengawali panen adalah Demak pantai utara, kemudian baru disusul daerah di bagian selatan.
Sesuai data dari Survei Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, diprediksi panen raya padi pada Februari bisa mencapai 1,0 juta hektar atau setara 3,2 juta ton beras. Untuk panen di bulan Maret, diprediksi mencapai 1,9 juta hektar atau setara 5,9 juta ton beras. Saat ini musim panen raya sudah dimulai di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, NTB, dan sejumlah daerah lainnya.
DPR Dorong Bulog Lakukan Penyerapan Beras secara Maksimal
Menjelang panen raya, Komisi IV DPR RI mendorong Bulog untuk melakukan penyerapan secara optimal. Pihaknya menegaskan bahwa produksi beras dan gabah dalam negeri sedang melimpah. Andi Akmal Pasluddin, anggota Komisi IV DPR, berharap Bulog bisa melakukan penyerapan beras minimal sebanyak 1,5 juta ton atau bisa 2 juta ton sampai bulan Juni 2023.
Andi Akmal menekankan pentingnya Bulog mengutamakan pembelian dalam negeri karena akan memberikan dampak positif pada perekonomian negara. Dengan begitu petani akan mendapatkan keuntungan secara langsung. Ia juga mengatakan bahwa produksi berras atau padi pada masa panen awal cukup banyak.
Harga Baru Pembelian Beras
Harga pembelian atas atau ceiling price yang sudah disepakati sangat krusial dalam persiapan menghadapi panen raya padi. Ceiling price menjadi batas atas harga pembelian beras/gabah bagi para penggilingan padi. Dengan demikian penggilingan besar dan kecil memiliki plafon harga yang sama.
"Kesepakatan ceiling price ini sangat penting agar pada panen raya nanti tidak terjadi pembelian gabah/beras di tingkat petani dengan harga yang tidak terkendali bahkan cenderung terlalu tinggi karena persaingan bebas antar penggilingan demi mendapatkan gabah/beras," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo.
Telah disepakati harga pembelian atas gabah kering panen (GKP) tingkat petani ditetapkan seharga Rp4.550 per kg, GKP tingkat penggilingan Rp4.560 per kg, gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp5.700 per kg, dan beras medium di gudang Perum Bulog Rp9.000 per kg.
Penetapan ceiling price tersebut mulai berlaku pada 27 Februari mendatang. Harga pembelian atas beras/gabah ini diberlakukan sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
Demikianlah ulasan mengenai kapan panen raya padi 2023 dan penetapan harga pembelian baru beras/gabah. Pemerintah berharap adanya stok beras yang melimpah dari hasil panen raya bisa mempengaruhi dan menekan harga beras di pasaran.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.