JAKARTA - Sektor ekonomi digital telah menjelma menjadi salah satu pengungkit utama potensi pertumbuhan ekonomi nasional ke depan dan potensi ekonomi digital tersebut harus didorong dengan kesiapan SDM nasional yang mumpuni.
Pemerintah juga telah menerapkan berbagai kebijakan agar ekonomi digital mampu menjadi kontributor utama dalam penguatan perekonomian nasional untuk mendukung Indonesia menjadi negara maju.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa seluruhnya ini merupakan rangkaian langkah kebijakan pemerintah, satu kesatuan ekosistem bersama RPJMN 2025-2035 dan RPJP yang tengah dibahas di parlemen.
“Seluruhnya satu jalan, satu tarikan nafas untuk mencapai Indonesia Maju di tahun 2045. Secara ekonomi, Indonesia akan menjadi 5 negara terbesar di dunia. Salah satu faktor pengungkitnya adalah faktor digitalisasi,” kata Airlangga dalam keterangan resminya, Kamis, 14 Desember.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan, Visi Indonesia Digital perlu diupayakan secara holistik dan salah satu yang utama yakni terkait penyiapan SDM atau talenta digital.
Airlangga menegaskan, kebutuhan talenta digital nasional harus dapat dipenuhi secara mandiri, sehingga tidak di outsourcing dari luar negeri.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah telah menginisiasi berbagai program digital yang di antaranya yakni pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Digital di Nongsa Batam dan Kawasan Ekonomi Khusus Pendidikan di Malang.
“Kita harus cepat dan kita tidak boleh ketinggalan,dari negara lain yang suka meng-copycat apa yang sudah kita punya di Indonesia dan tidak senang Indonesia tumbuh jadi negara yang maju terdepan. Kita harus kerja keras,” tegas Airlangga.
Mendukung optimisme tersebut, Airlangga juga menuturkan pujian dari World Bank bagi perekonomian nasional dan mengatakan bahwa Indonesia merupakan the bright spot in the world, menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia dengan perekonomian yang tumbuh resilien.
Airlangga menjelaskan, kondisi perekonomian nasional yang pertumbuhannya stabil dan by all account positif.
Optimisme juga didukung oleh pandangan World Bank terkait ekonomi Indonesia yang sampai tahun 2026 diprediksi bisa dijaga di kisaran 4,9 persen sampai 5 persen.
“Oleh karena itu, Indonesia menjadi sebuah model emerging country yang pertumbuhannya baik,” ujar Airlangga.
Di tingkat regional, Airlangga menuturkan bahwa ASEAN merupakan satu-satunya regional yang telah menyiapkan ekonomi digital secara komprehensif.
“Di level ASEAN, pada saat kepemimpinan Indonesia, kita siapkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA), tidak ada regional lain di seluruh dunia yang menyiapkan ekonomi digital sekomprehensif ASEAN. Dunia baru kenal CEPA, dunia baru punya FTA, tetapi DEFA itu satu satunya, yang pertama mempersiapkan adalah ASEAN dan ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia,” ungkap Airlangga.
Airlangga menjelaskan, ekonomi digital Indonesia yang mampu menguasai 40 persen ekonomi digital ASEAN.
Payment system digital Indonesia juga sudah menyentuh 5 negara di ASEAN dan dengan penggunaan QRIS tersebut sangat membantu perdagangan.
BACA JUGA:
Adapun penggunaan QRIS kedepan akan terus didorong ke banyak negara agar nilai ekonomi digital Indonesia dapat diakselerasi semakin meningkat.
Airlangga kembali menekankan bahwa selain hilirisasi, Indonesia juga memerlukan digitalisasi untuk mengoptimalkan potensi ekonominya.
“Jadi, digitalisasi ini diharapkan kontribusi ekonominya 20 persen. Ini membutuhkan e-gov, kemudian pengungkit ekonomi, mulai dari manufaktur sampai e-commerce dan industri service atau kalau di digital sering kita sebut servisifikasi. Dan itu kalau berkontribusi 20 persen juga terhadap ekonomi, maka ini menjadi bagus,” pungkas Airlangga.