JAKARTA - Indonesia Investment Authority (INA) menyebut, transaksi akuisisi dua ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) senilai Rp20 triliun dari PT Hutama Karya (Persero) menjadi hal yang paling kompleks di Kawasan Asia Pasifik.
Terlebih, transaksi jumbo antara INA dan HK tersebut bahkan baru-baru ini mengantongi pengakuan dari lembaga jurnal keuangan dan infrastruktur asal London IJInvestor 2023.
"Baru saja tadi malam kami mendapat kabar bahwa transaksi (akuisisi dua ruas JTTS) ini mendapatkan award yang luar biasa di London karena bisa melakukan transaksi yang cukup kompleks," kata Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah dalam agenda Creative Infrastructure Financing Day di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu, 13 Desember.
Ridha menjelaskan, transaksi tersebut dikatakan salah satu yang paling kompleks lantaran ada pemisahan atau spin off hak konsesi dan aset di dalamnya.
Di sisi lain, Ridha menyebut bahwa transaksi akuisisi tersebut juga membawa sejumlah benefit. Dia mengatakan, transaksi tersebut bahkan bisa melepas utang Hutama Karya yang digaransi oleh pemerintah sebanyak Rp8 triliun.
"Yang kedua, Hutama Karya menerima cash dari kami sekitar Rp13 triliun. Uang tersebut bisa digunakan untuk membangun jalan tol sisa Trans Jawa. Yang ketiga, dari segi PMN yang tadinya harus digelontorkan oleh Kementerian Keuangan itu turun sekitar Rp20 triliun karena adanya transaksi ini," ujarnya.
BACA JUGA:
Adapun sebelumnya Indonesia Investment Authority atau INA resmi mengambil alih dua ruas jalan tol milik PT Hutama Karya (Persero), yaitu Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Tol Medan-Binjai. Nilai transaksi atas akuisisi aset BUMN Karya itu mencapai Rp20,5 triliun.
Penjualan itu merupakan pemindahtanganan aset lama, untuk membangun aset yang baru (asset recycling).
"Jadi, sekali lagi terima kasih kepada Kementerian PUPR yang betul-betul sangat membantu kami dalam melaksanakan transaksi yang kompleks ini," imbuhnya.