Duo Hartono yang Tak Tertandingi Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Berkat BCA?
Gedung BCA. (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Forbes merilis daftar anyar 100 orang terkaya di dunia tahun 2021. Berdasarkan daftar tersebut, susunan sepuluh orang terkaya di Indonesia mengalami perubahan. Namun, posisi teratas dari daftar orang terkaya di Tanah Air masih ditempati oleh Hartono bersaudara.

Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, dua bersaudara tersebut telah memuncaki posisi orang terkaya dari Indonesia sekurangnya 1 dekade atau 10 tahun terakhir. Tepatnya sejak 2009 melewati Sukanto Tanoto (2008) dan Aburizal Bakrie (2007).

Dalam pengumuman terbaru orang terkaya 2021 itu, Budi Hartono berada di urutan 86 dunia dengan total kekayaan sebesar 20,5 miliar dolar AS. Jika dirupiahkan kekayaannya setara dengan Rp287 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS).

Kekayaan Budi terus tumbuh meski pandemi COVID-19 menerjang dunia pada 2020 lalu. Sepanjang tahun lalu, kekayaan yang dimiliki Budi Hartono tercatat sebesar 13,6 miliar dolar AS.

Sementara sang adik, Michael Hartono berada di urutan 89 dunia dengan total kekayaan sebesar 19,7 miliar dolar AS setara Rp276 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS).

Jika digabungkan, kekayaan milik Budi Hartono dan Michael Hartono totalnya adalah 34,1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp563 triliun.

Sumber kekayaan Hartono bersaudara adalah bisnis bank yang dilakoni yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan perusahaan induk mereka yakni pabrikan rokok Djarum. Serta bisnis elektronik melalui merek Polytron.

Forbes mencatat, Hartono bersaudara tersebut menempati peringkat pertama di Indonesia pada 2020. Pada tahun ini, posisi tersebut masih dipertahankan keduanya.

Sekadar informasi, masuknya kelompok Djarum ke BCA lah yang menjadi penopang kekayaan setelah krisis 1997-1998. Melalui Farallon Capital, Hartono bersaudara itu kemudian menebus 51 persen saham bank BCA dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) senilai Rp5,6 triliun.

Kemudian, Hartono bersaudara melebarkan bisnisnya ke alat elektronik seperti Polytron, real estate, perusahaan dagang elektronik, startup, forum online Kaskus, hingga perusahaan gaming.

Bisnis keluarga Hartono berawal dari usaha sang ayah, yakni Oei Wie Gwan yang mendirikan perusahaan rokok Djarum pada tahun 1950. Bahkan saat ini, perusahaan milik keluarga Hartono menjadi perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Dikepemimpinan Hartono bersaudara, mereka melakukan diversifikasi usaha, sehingga usahanya tidak hanya dibidang bisnis rokok. Setelah memiliki Bank Central Asia (BBCA), dua bersaudara ini memperkuat lini keuangan termasuk melalui akuisisi.

Saat ini, kepemilikan Hartono bersaudara di bisnis Djarum mencapai 54,94 persen. Mereka juga telah mengubah akta kepemilikan dari Farallon Capital di PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi PT Dwimuria Investama Andalan. Dengan demikian, Dwimuria Investama menjadi pemegang saham pengendali atau menjadi entitas induk dari bank BBCA. Pemegang saham terakhir BBCA adalah Budi dan Bambang Hartono.

Adapun, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah 54,94 persen saham BBCA setara 13,54 miliar saham dari total saham BBCA. Sisanya, sahamnya dikuasi masyarakat sebesar 45,06 persen atau 11.109.020.000 saham.