Bagikan:

BANDUNG – PT Geo Dipa Energi menargetkan kontribusi energi geothermal mencapai 10 persen dalam bauran energi Indonesia dalam dua tahun ke depan.

Hal ini seiring dengan meningkatnya minat investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi baru terbarukan, khususnya geothermal.

Direktur Pengembangan Niaga dan Eksplorasi Geo Dipa Energi Ilen Kardani menyampaikan bahwa saat ini bauran energi geothermalnya baru mencapai sekitar 1 persen.

Namun, dengan penambahan kapasitas hingga 260 GW dalam dua tahun mendatang, diharapkan kontribusi geothermal bisa meningkat menjadi 10 persen dari total bauran energi nasional.

"Bauran energi kita sekarang ada 120 GW(Giga Watt), total di Indonesia 2.300 GW, sehingga sekitar 1 persen kurang. Dua tahun ke depan kita akan memiliki 260 GW , sehingga status kita naik menuju ke 10 persen bauran energi untuk geothermal," ujar Ilen dalam acara media briefing di Bandung pada Kamis 7 November.

Untuk diketahui, Geothermal adalah sumber dari energi panas Indonesia yang merupakan sumber energi bersih dan terbarukan, stabil, tidak bergantung pada cuaca, dan memiliki potensi besar untuk mendukung transisi energi hijau di Indonesia.

Ilen menyampaikan saat ini pihaknya telah menerima banyak tawaran kerja sama dari berbagai investor yang tertarik untuk terlibat dalam pengembangan proyek geothermal.

"Banyak sekali peminat-peminat yang sudah ingin investasi di Geo Dipa, hampir setiap bulan kita menerima tawaran kerja sama untuk pengembangan geothermal.

Mengapa? dunia sekarang didorong sedang ke arah green energy. Geo Dipa menerima banyak sekali tawaran untuk investasi sebetulnya, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tapi jumlahnya lebih dari 10," ucapnya.

Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk mendukung penggunaan energi terbarukan, tertuang dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi mengatur pemanfaatan energi panas bumi untuk mendukung ketahanan energi nasional, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ilen menyampaikan saat ini, PT Geo Dipa Energi tengah fokus pada pengembangan proyek geothermal di Dieng, dengan komitmen pendanaan untuk unit III dan IV, serta kerja sama untuk pengembangan unit VI dan VII.

Ilen juga menyebutkan bahwa PT Geo Dipa Energi berada di posisi yang menguntungkan sebagai pionir dalam sektor energi hijau di Indonesia, terutama dengan adanya potensi penerapan pajak karbon di masa depan.

"Untungnya kita sudah berada zona green energy, yang lain masih di sini (fossil), kita sudah di green, sehingga kita menjadi tujuan investasi untuk green energy. Karena nanti ke depan, kalau Indonesia memberlakukan carbon tax, itu green energy akan menjadi lebih bergairah sekali," ujarnya.

Menurut Ilen, potensi investasi di sektor energi terbarukan di Indonesia sangat besar, apalagi dengan semakin banyaknya investor internasional yang tertarik. Sebagai contoh, proyek Patuha Unit II yang belum selesai dibangun sudah mendapatkan tawaran grant sebesar 10 juta dolar AS untuk membeli carbon credit.

Sementara itu, Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan Kementerian Keuangan, Meirijal Nur, menambahkan bahwa pemerintah juga memberikan dukungan melalui relaksasi terhadap ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengembangan proyek geothermal, terutama yang melibatkan komponen-komponen yang belum diproduksi di dalam negeri, seperti turbin.

"Tentu ada kelonggaran dari pemerintah, ttu bagian dari dukungan pemerintah terhadap pengembangan panas bumi ini," kata Meirijal.