Keterwakilan Perempuan di Pucuk Pimpinan BUMN, Erick Thohir: Saya Minta Tahun 2021 Mencapai 15 Persen
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. (Foto: Dok. Pertamina)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan 15 persen keterwakilan perempuan di jajaran direksi BUMN dapat direalisasikan pada 2021. Saat ini, tercatat keterwakilan perempuan masih 11 persen.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kepemimpinan wanita di perusahaan-perusahaan pelat merah menjadi penting dalam transformasi BUMN. Bahkan, keterwakilan wanita menjadi salah satu unsur penilaiannya terhadap kinerja BUMN.

Jika persentase 15 persen keterwakilan perempuan di jajaran direksi dan komisaris perseroan negara tahun ini bisa terwujud, kata Erick, pada 2023 mendatang akan ada 20 persen keterisian kepemimpinan perempuan.

"Ketika kita berbicara tentang kepemimpinan perempuan. Sekarang masih 11 persen, saya minta di tahun ini bisa mencapai 15 persen, dan di tahun 2023 menjadi 20 persen untuk kepemimpinan perempuan," tuturnya di Jakarta, Rabu, 7 April.

Tak hanya perempuan, target juga difokuskan pada direksi BUMN yang berasal dari kalangan anak mudah atau milenial. Saat ini, dari jumlah direksi BUMN, keterwakilan anak muda masih 4 persen. Pada tahun ini, Erick menargetkan akan mencapai 5 persen.

"Leadership kepada pimpinan mudah BUMN, yang sekarang jumlahnya itu, di direksi masih 4 persen yang di bawah usia 42 tahun. Kita harapkan tahun ini 5 persen," ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, kata Erick, Kementerian BUMN akan melakukan training leadership forum. Di mana, kegiatan ini difokuskan pada pelatihan kepemimpinan yang bertujuan melatih para calon manajemen BUMN baik dari kaum milenial dan perempuan.

Saat ini, kepengurusan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) Kementerian BUMN sudah disahkan. Melalui wadah ini, pengembangan SDM atau human capital calon-calon pemimpin BUMN dilakukan.

"Dan ini ada training leadership sendiri. Tidak bisa digeneralisasi. Bagaimana kepemimpinan perempuan juga seperti kita ketahui, ini perempuan kuat, tidak hanya aktif secara ekonomi, tapi juga bisa mendidik anak-anak. Ini yang saya rasa, leadership ini juga training-training-nya harus berubah," jelasnya.