Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan pelabuhan yang akan digunakan sebagai pintu masuk impor. Ada enam pelabuhan yang dipilih menjadi opsi untuk menggantikan Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan renacana pemindahan pelabuhan ini sudah hampir disepakati di lintas kementerian baik Kementerian Perindustrian maupun Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM).

“Kita sudah rapat di antar kementerian sudah hampir sepakat pak Menteri Koperasi, pak Menteri Perindustrian agar tidak numpuk di Priok dan di Tanjung Perak Surabaya,” katanya di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Rabu, 4 September.

Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan pelabuhan pengganti tersebut berlokasi di Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan hingga Papua Barat Daya.

“Ada Semarang, ada Jawa Tengah, kan ada Sumatera nanti mungkin di Belawan atau di Batam, kemudian ada lagi Bitung pelabuhan juga pelabuhan internasional ada juga Makassar ada juga Sorong,” tuturnya.

Namun, Zulhas mengatakan bahwa rencana memindahkan pelabuhan pintu masuk barang impor ini keputusannya masih menunggu rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Tentu nanti pada saatnya kalau hal seperti itu harus ratas,” ujarnya.

Meski begitu, Zulhas bilang pemindahan pelabuhan impor ini akan meringankan beban Pelabuhan Tanjung Priok di DKI Jakarta dan juga Pelabuhan Tanjung Perak di Jawa Timur.

Zulhas bilang kedua pelabuhan yang menjadi andalan tersebut sudah kelebihan kapasitas. Sehingga, pengawasannya bisa dilakukan lebih ketat lagi.

“Kalau itu memang susah mengendalikannya karena over capacity kan maka bisa ditata,” ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengusulkan pengalihan pelabuhan pintu masuk barang impor ke luar pulau Jawa. Tujuan pemindahan ini adalah untuk mengurai kepadatan di pelabuhan-pelabuhan Pulau Jawa.

Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan pengalihan ini utamanya menyasar tujuh komoditas impor. Di antaranya, Tekstil dan produk tekstil (TPT), Pakaian Jadi, Keramik, Elektronik, Beauty atau kosmetik, Barang tekstil sudah jadi, serta Alas Kaki.

“Tujuh ini tadi kalau memang di sini overcapacity di Jawa, maka sebagusnya tujuh item ini import-nya masuk melalui pelabuhan-pelabuhan yang di luar Jawa,” kata dia.

“Kan banyak, luar Jawa itu ada di mana, ada Makassar, ada Bitung, ada Sorong, banyak pintu masuk kita kan tidak hanya Jawa, ada di Sumatera dan lain-lain,” sambung dia.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku sepakat dengan rencana tersebut Mendag Zulhas tersebut. Dia mengakui telah melakukan pembahasan internal soal hal tersebut.

“Yang kedua tadi mengenai pelabuhan, itu usul yang baik sekali yang disampaikan oleh Pak Menteri kepada saya. Tentu itu juga sebetulnya sudah merupakan suatu hal yang kami bahas secara internal dan kami dukung juga 100 persen,” katanya.