Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 2 September 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jumat, 30 Agustus 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,20 persen di level Rp15.455 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,41 persen ke level harga Rp15.473 per dolar AS. 

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan dolar AS terbantu oleh tanda-tanda ketahanan ekonomi AS yang terus berlanjut, setelah data produk domestik bruto yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan ekonomi tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada kuartal kedua. 

"Data indeks harga PCE, pengukur inflasi pilihan Fed akan dirilis pada hari Jumat, dan juga diharapkan menunjukkan inflasi sedikit meningkat pada bulan Juli. Ekonomi yang kuat dan inflasi yang lesu membuat Fed kurang bersemangat untuk memangkas suku bunga secara tajam," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Senin, 2 September. 

Sementara para pedagang masih mempertahankan taruhan untuk pelonggaran pada bulan September, mereka lebih condong ke arah pemotongan yang lebih kecil, 25 basis poin, CME Fedwatch menunjukkan. 

Dari sisi dalam negeri, pemerintah akan memperhatikan faktor-faktor pendorong pertumbuhan ekonomi agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen dapat tercapai pada triwulan ketiga 2024. 

Ibrahim menyampaikan Konsumsi, investasi, ekspor, impor akan terus diperhatikan pemerintah, guna untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap terjaga pada tingkat 5,1 persen. Selain itu perpolitikan dalam negeripun semakin stabil paska Pilpres 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan  kedua 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen (year on year/yoy) ditopang kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor. 

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) didorong periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang.

Selain itu, daya beli masyarakat juga masih terjaga seiring dengan terkendalinya inflasi, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100 persen, serta penciptaan lapangan kerja baru yang lebih besar di awal tahun 2024 sebesar 3,55 juta. 

Sementara, konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42 persen terutama didukung oleh penyerapan belanja modal dan belanja barang yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 39,5 persen dan 6,1 persen. 

Adapun pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat menguat sebesar 4,43 persen (yoy) ditopang oleh kinerja pertumbuhan investasi bangunan yang tumbuh 5,31 persen. 

Salah satu faktor pendorong peningkatan investasi yaitu penyerapan belanja modal pemerintah yang tinggi terkait penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Selain itu, Pemerintah akan terus memantau risiko stagnasi perekonomian global yang diperkirakan masih berlanjut sepanjang tahun 2024. APBN 2024 akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi sehingga target pertumbuhan sebesar 5,2 persen dapat tercapai. 

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Senin, 2 September 2024 dalam rentang harga Rp15.440 - Rp15.520 per dolar AS.