Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat 2 Februari 2024 diperkirakan akan kembali bergerak fluktuatif namun ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring ekspetasi penurunan suku bunga acuan.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis 1 Februari, Kurs rupiah spot di tutup menguat 0,11 persen Rp15.764 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup naik 0,18 persen ke level harga Rp15.775 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pasar sekarang melihat adanya penurunan pada bulan Mei. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa kekakuan inflasi baru-baru ini akan menghalangi bank sentral untuk melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat. 

"Hal ini membuat sebagian besar pedagang mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga paling lambat pada bulan Maret 2024. Namun Powell masih mencatat banyak kemajuan dalam perjuangan bank sentral melawan inflasi, dan juga menunjukkan berlanjutnya ketahanan perekonomian AS," ujarnya dalam keteranganya dikutip Jumat 2 Februari.

Komentar Jerome Powell membuat para pedagang mulai memperkirakan kemungkinan bahwa bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga mulai Mei 2024.

Para pedagang juga memperhitungkan anggapan bahwa penundaan suku bunga The Fed akan menyebabkan bank tersebut melakukan pelonggaran moneter secara lebih agresif pada tahun 2024, yang mengarah pada penurunan suku bunga yang lebih dalam. 

"Analis Goldman Sachs mengatakan mereka masih memperkirakan lima penurunan suku bunga pada tahun 2024, mulai bulan Mei. Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 60 persen untuk penurunan 25 basis poin di bulan Mei," tuturnya.

Dari sisi internal, Bank Indonesia  memberi sinyal adanya peluang menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Rate. Namun sebelum melakukan itu, BI akan tetap fokus pada upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Peluang untuk penurunan suku bunga terbuka. Di semester kedua 2024, BI memprediksi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan melakukan penurunan suku bunga. 

Selain itu, meski masih dibayangi ketidakpastian, kondisi fundamental ekonomi terjaga. Inflasi terjaga dan neraca perdagangan surplus. Kebijakan moneter BI tetap diarahkan prostability. Pada Januari 2024, BI tetap mempertahankan tingkat suku bunga di level 6 persen.

Secara bersamaan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2024 inflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,19. Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2024 terhadap Januari 2023) tercatat 2,57 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Januari 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 0,04 persen.

Tingkat inflasi bulanan Januari 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu. Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,18 persen mtm dengan andil 0,05 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat 2 Februari dalam rentang harga Rp15.750- Rp15.820 per dolar AS.