Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa 16 Januari 2024 diperkirakan akan kembali bergerak fluktuatif namun ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) didorong ekspektasi pasar terhadap The Fed yang akan menurunkan suku bunga lebih cepat.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari senin 15 Januari, Kurs rupiah spot melemah tipis 0,03 persen ke Rp15.555 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup menguat tipis 0,03 persen ke level harga Rp15.555 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pasar masih mempertahankan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve. Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang sebesar 70 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret, naik dari peluang 64 persen yang terlihat pada minggu lalu.

Taruhan terhadap penurunan suku bunga lebih awal diperkuat oleh data pada hari Jumat, yang menunjukkan inflasi indeks harga produsen turun lebih dari perkiraan pada bulan Desember. Namun laporan tersebut didahului oleh data yang menunjukkan kenaikan inflasi CPI yang lebih besar dari perkiraan pada bulan tersebut.

"Fokus kini tertuju pada pidato sejumlah pejabat The Fed pada minggu ini, yang diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai rencana bank tersebut untuk menurunkan suku bunga tahun ini. Data penjualan ritel AS juga akan dirilis akhir pekan ini, dan diperkirakan akan menjadi faktor dalam prospek inflasi negara tersebut," ujar dia dalam keteranganya dikutip Selasa 16 Januari.

Dari sisi internal, Neraca Perdagangan Indonesia diperkirakan masih akan mencatat surplus di akhir tahun 2023. Namun, akan sedikit menyusut bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sedangkan surplus neraca perdagangan pada Desember 2023 diprediksi sebesar 1,83 miliar dolar AS.

"Artinya, surplus neraca perdagangan di Desember 2023 diramal lebih rendah dari surplus pada November 2023 yang senilai 2,41 miliar dolar AS. Menandakan penurunan keempat secara berturut-turut," Jelasnya.

Mengantisipasi penurunan ekspor karena permintaan yang lemah, terutama dari negara-negara mitra dagang karena aktivitas perdagangan global masih lemah. Sementara impor sudah mulai menunjukkan perbaikan impor bahan baku dan konsumsi karena ekonomi domestik yang kuat.

Ekspor diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 8,38 persen yoy pada Desember, yang bulan sebelumnya juga terkontraksi 8,56 persen yoy. Sementara, untuk Impor diramal tumbuh 0,68 persen yoy, yang pada bulan sebelumnya 3,29 persen yoy.

Kinerja perdagangan tetap lemah pada Desember 2023, karena permintaan masih stagnan karena ekonomi global yang lemah. Oleh karena itu, secara kumulatif pada tahun 2023, diperkirakan total ekspor Indonesia dapat mencapai 258 miliar dolar AS atau turun 11,53 persen yoy.

Sementara impor sebesar 222 miliar dolar AS atau turun 6,2 persen yoy. Dengan demikian, neraca perdagangan diperkirakan masih surplus sebesar 35,5 miliar dolar AS.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan selasa 16 Januari dalam rentang harga Rp15.530-Rp15.590 per dolar AS.