Rupiah Berpotensi Lesu di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga
Ilustrasi rupiah (Foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa 20 Februari 2024 diperkirakan akan kembali bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin 19 Februari, Kurs rupiah spot di tutup melemah 0,05 persen Rp15.631 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup menguat 0,15 persen ke level harga Rp15.630 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan kenaikan harga produsen yang dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja merupakan yang terbesar dalam lima bulan terakhir dan menyusul laporan harga konsumen yang lebih panas dari perkiraan pada hari Selasa pada bulan lalu.

Selain itu, data menunjukkan inflasi indeks harga produsen AS tumbuh lebih dari perkiraan pada bulan Januari. Angka tersebut, yang muncul hanya beberapa hari setelah data inflasi indeks harga konsumen yang lebih kuat dari perkiraan, membuat para pedagang semakin memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve tahun ini.

"Dana Fed berjangka memperkirakan hanya ada 10,5 persen peluang penurunan suku bunga di bulan Maret dan 33,7 persen kemungkinan pelonggaran di bulan Mei, menurut FedWatch Tool dari CME Group," ucapnya dalam keteranganya dikutip Senin, 19 Februari.

Ibrahim menyampaikan pada awal tahun, kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan Maret adalah 79 persen.

Di Asia, pasar Tiongkok memulai kembali perdagangan dengan hati-hati, karena para pedagang menunggu untuk melihat apakah peningkatan belanja selama liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu akan bertahan dalam beberapa minggu mendatang.

Selain itu, Bank sentral juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pinjaman tidak berubah pada hari Selasa, meninggalkan suku bunga pada rekor terendah.

Dari sisi internal, pasar terus mengamati Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kinerja penjualan eceran pada Januari 2024 diprakirakan meningkat secara tahunan, namun terkontraksi secara bulanan.

Hal tersebut tecermin dari IPR (indeks penjualan riil) Januari 2024 yang tercatat sebesar 216,0 atau secara tahunan tumbuh 3,7 persen yoy.

Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan mayoritas kelompok, terutama kelompok barang lainnya khususnya pada subkelompok sandang sebesar 15,4 persen yoy.

Lebih lanjut, Disusul oleh kelompok perlengkapan rumah tangga Lainnya 5,4 persen yoy, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 5,3 persen yoy.

Sementara itu, Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi mengalami perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi sebesar 21,8 persen yoy.

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprakirakan terkontraksi 1,0 persen mtm, lebih rendah daripada bulan sebelumnya yang tumbuh 4,9 persen mtm.

Penurunan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru serta faktor cuaca.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan selasa 20 Februari dalam rentang harga Rp15.610- Rp15.670 per dolar AS.