Ada Konglomerat Anthony Salim dan Duit Rp1,3 Triliun BCA di Balik Tol Layang AP Pettarani Makassar
Jalan Tol Layang AP Pettarani di Makassar. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kota Makassar kini punya ikon baru, yakni Jalan Tol Layang AP Pettarani. Proyek sepanjang 4,3 kilometer ini telah diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Kamis 18 Maret lalu.

Jalan Tol Layang AP Pettarani dinilai sangat penting, karena menghubungkan bagian Selatan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa dengan Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar New Port, dan Bandara Internasional Sultan Hasanudin.

Direktur Utama PT Makassar Metro Network (MMN) Anwar Toha mengungkapkan, setelah melewati berbagai tahapan yang cukup panjang, pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani akhirnya selesai dan dapat dioperasikan secara penuh.

"Tol layang ini sudah dapat dioperasikan dan dapat langsung dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan produktif oleh seluruh masyarakat. Melalui peresmian hari ini di hadapan Menteri PUPR, kami dengan bangga mempersembahkan kontribusi karya ribuan anak bangsa yang turut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur nasional untuk menciptakan konektivitas di Timur Indonesia," ujar Anwar dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu 24 Maret.

Ia juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pahlawan Andi Pangerang Pettarani yang menjadi simbol pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur, yang namanya di abadikan sebagai nama ruas jalan tol, ikon baru Kota Makassar.

Pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani, Makassar merupakan salah satu contoh kontribusi pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur nasional. PT Marga Utama Nusantara (MUN) melalui anak usahanya PT Makassar Metro Network (MMN) bersama dengan pemerintah daerah yang juga didukung oleh Pemerintah pusat, menginisiasi pembangunan ini guna mendukung sistem perekonomian dan mobilitas di daerah tersebut.

Konglomerat Anthony Salim. (Foto: Dok. Wall Street Journal)

Sebagai informasi, PT Marga Utama Nusantara adalah unit bisnis PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). Nah PT Nusantara Infrastructure Tbk pada tahun 2017 lalu sahamnya telah diakusisi Anthony Salim melalui Salim Group.

Akuisisi Nusantara Infrastructure ini dilakukan orang terkaya nomor 4 di Indonesia itu melalui anak usahanya yang berbasis di Filipina, Metro Pacific Investments Corp (MPIC), sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh First Pacific Company Ltd -perusahaan investasi keluarga Salim-.

Dan per akhir Februari 2020, PT Metro Pacific Tollways Indonesia yang nerupakan anak usaha Metro Pacific Investments, mengendalikan 73,80 persen saham Nusantara Infrastructure.

Pembangunan Jalan Tol Layang Petta Rani melibatkan kontraktor utama PT Wijaya Karya Tbk atau WIKA dan Nippon Koei Co Ltd. Lalu PT Indokoei International dan PT Cipta Strada sebagai konsultan supervisi, serta PT Virama Karya sebagai konsultan pengendali mutu independen.

Saat dibangun, mendapatkan dana kredit dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan Bank Sulselbar. Itu terjadi pada 2018 lalu, di mana BCA menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp1,3 Triliun kepada PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) yang merupakan salah satu anak perusahaan PT Marga Utama Nusantara (MUN) untuk pembangunan proyek Jalan Tol Layang AP Pettarani Makassar.   

Kredit sindikasi tersebut terdiri atas pembiayaan konvensional yang diberikan oleh BCA dan Bank Sulselbar. Dari total plafon sebesar Rp1,54 triliun, BCA menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp1,3 triliun dan Bank Sulselbar sebesar Rp230 Miliar.

Dalam perjanjian kerjasama ini, BCA juga bertindak sebagai Joint Mandated Lead Arrangers and Bookrunners (JMLAB), Agen Fasilitas, Agen Jaminan, dan Agen Penampungan. Penandatanganan perjanjian fasilitas kredit sindikasi berjangka waktu selama 12 tahun.