JAKARTA - Kementerian Perindustrian menilai, meningkatkan daya beli masyarakat dapat membantu pencapaian target produksi 400.000 Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia pada 2025.
“Jadi, memang permasalahannya ada pada daya beli masyarakat. Harapan ke depannya kita akan bisa mendorong bagaimana kendaraan berbasis listrik itu dapat meningkat,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika dilansir ANTARA, Senin, 22 Juli.
Hingga Juli 2024, Putu mengatakan penyebaran KBLBB di Tanah Air mencapai angka 159 ribu unit, sementara pemerintah memiliki target produksi 400 ribu KBLBB roda empat pada tahun 2025.
Meningkatkan komposisi industri dengan ekonomi, menurutnya, menjadi salah satu upaya peningkatan daya beli masyarakat terhadap KBLBB yang hingga kini masih dilego dengan harga relatif tinggi.
Saat ini, perusahaan industri terkait terus berupaya bertahan dengan mengurangi margin, selisih antara biaya produksi dan harga jual produk, guna membantu daya beli masyarakat.
Sebagian bahan baku dan komponen KBLBB yang masih impor dengan harga tinggi, lanjut Putu, juga menjadi tantangan pelaku industri dalam mengurangi harga jual produk.
“Sebab kita banyak bahan baku dan bahan penolong yang impor, bahkan harga impornya itu sangat tinggi. Untuk tetap bisa melayani masyarakat, marginnya itu diturunkan guna mendorong daya beli masyarakat,” kata Putu.
BACA JUGA:
Target produksi KBLBB ditetapkan dalam rangka mendukung pencapaian target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030.
Selain itu, produksi KBLBB juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama produsen otomotif dunia.
“Mengenai target 400 ribu unit mobil listrik di 2025 ini cukup menantang memang kalau kita lihat dari perkembangannya yang sampai saat ini, mudah-mudahan dalam setahun setengah ini kita bisa meningkatkan,” ujar Putu.