Bagikan:

JAKARTA - Indonesia resmi menjalin kerja sama dengan raksasa properti Eagle Hills, Uni Emirat Arab (UEA) untuk meningkatkan ekosistem pariwisata dan infrastruktur Indonesia.

Nilai inverstasi dalam kerja sama ini mencapai 3 miliar dolar AS atau setara Rp48,3 triliun (asumsi kurs Rp16.100 per dolar AS).

Kerja sama ini ditandai dengam penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir dan Chairman Eagle Hills serta Pendiri Emaar, Mohamed Ali Rashed Alabbar di Eagle Hills di Dubai, UEA.

“Alhamdulillah, BUMN dan Eagle Hills telah sepakat bekerja sama dengan nilai investasi hingga 3 miliar dolar AS dalam ekosistem pariwisata dan infrastruktur Indonesia,” kata Erick dalam keterangan resmi, Rabu, 17 Juli.

Dia mengungkapkan, hal penting dari kerja sama ini meliputi investasi komprehensif dalam pengembangan properti hotel, kawasan bandara, dan ekosistem destinasi pariwisata.

Kata Erick, Eagle Hills juga berkomitmen untuk melakukan transfer pengetahuan melalui studi bersama, lokakarya, dan program pelatihan.

Tak hanya itu, lanjutnya, Eagle Hills juga siap membantu pengembangan infrastruktur bandara, renovasi dan pengembangan hotel-hotel milik negara untuk menuju standar internasional sebagai bagian dari pengembangan destinasi pariwisata baru.

Erick optimistis, kerja sama ini tidak hanya akan meningkatkan kontribusi ekonomi dari pariwisata, tetapi juga menciptakan peluang kerja signifikan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan di Indonesia.

“Perjanjian bersejarah ini mewakili titik balik bagi sektor pariwisata Indonesia. Dengan kerjasama dengan Eagle Hills, kita sedang menjaga momentum pertumbuhan dan pengembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam industri pariwisata kita,” ucap Erick.

Kemitraan ini, sambung Erick, sejalan dengan strategi nasional untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata global terkemuka.

“MoU ini berlaku selama satu tahun, dengan kemungkinan perpanjangan melalui kesepakatan bersama. Tidak ada jangka waktu yang ditetapkan untuk investasi sebesar 3 miliar dolar AS dan memberikan fleksibilitas dalam pelaksanaannya,” kata Erick.

Erick juga mengatakan kerja sama ini merupakan bagian dari upaya lebih luas oleh Kementerian BUMN untuk meningkatkan kerja sama antara BUMN dan perusahaan-perusahaan global untuk meningkatkan produktivitas dan dampak bagi Indonesia.

Menurut Erick, BUMN di berbagai sektor telah menjalin kemitraan penting dengan mitra global, termasuk dengan Merck dari AS untuk vaksin, Swire Hong Kong di sektor kesehatan, dan dengan perusahaan energi terbarukan Masdar dari UAE.

“Beberapa kerja sama juga telah dilakukan untuk membantu membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) Indonesia, seperti dengan raksasa pertambangan Kanada Vale-Based-Metal untuk nikel,” kata Erick.

Sementara itu, Ketua Eagle Hills serta Pendiri Emaar, Mohamed Ali Rashed Alabbar mengatakan Indonesia memiliki potensi besar karena sumber daya dan destinasi pariwisatanya.

Alabbar menilai kerja sama ini menandai tonggak penting bagi upaya Indonesia menarik investasi asing dan keahlian untuk memperkuat industri pariwisatanya yang berpotensi memperkuat ekosistem pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.

“Kami percaya Indonesia dapat menjadi kompetitif dan meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB. Eagle Hills ingin mendukung upaya ini,” kata Alabbar.