JAKARTA - Langkah besar diambil blockchain Stellar dengan bergabung sebagai anggota pendiri RWA Foundation DAO. Organisasi ini bertujuan menciptakan standar dan praktik terbaik dalam tokenisasi aset dunia nyata (Real-World Assets/RWA).
Informasi tersebut diumumkan oleh RWA Foundation melalui platform X pada 9 Desember 2024. RWA Foundation menyoroti komitmen Stellar dalam mempercepat adopsi teknologi blockchain untuk aset tradisional.
RWA, atau aset dunia nyata, adalah aset seperti properti dan karya seni yang dikonversi menjadi token digital di blockchain.
Pendekatan ini menawarkan peluang besar bagi penerbit aset untuk memanfaatkan teknologi modern. Didirikan oleh Security Token Market pada November 2023, RWA Foundation menggandeng anggota seperti Securitize, Ava Labs, Polygon Labs, dan Swarm, serta yang terbaru adalah Stellar.
Sejak debutnya pada 2014, Stellar telah berfokus pada pengembangan infrastruktur blockchain publik dan sumber terbuka (open source). Dengan dukungan komunitas global, jaringan ini menyediakan solusi pembayaran lintas batas, remitansi, hingga bantuan kemanusiaan.
BACA JUGA:
Lebih dari itu, Stellar juga memperluas jangkauan ke aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan tokenisasi aset. Salah satu tujuan utamanya adalah membuka akses ke pasar keuangan global tanpa batasan geografis, sehingga lebih inklusif untuk semua.
Beberapa perusahaan besar telah memanfaatkan jaringan Stellar. WisdomTree Prime, misalnya, menyediakan akses ke 13 dana investasi ‘40 Act’ melalui platform Stellar, dengan total aset 17,2 juta dolar AS (Rp275,2 miliar). Selain itu, Franklin Templeton, salah satu raksasa manajemen aset, mengelola token BENJI senilai 267 juta dolar AS (Rp4,27 triliun) di blockchain Stellar.
Pada konferensi Meridian baru-baru ini, Paxos mengumumkan rencana peluncuran stablecoin berbunga di jaringan Stellar. Hal ini semakin mengukuhkan peran Stellar sebagai pemain utama di sektor tokenisasi dan keuangan blockchain.
Perkembangan RWA di Jaringan Stellar
Data kuartal ketiga 2024 mencatat total RWA yang ditokenisasi di jaringan Stellar mencapai 590,4 juta dolar AS (Rp9,45 triliun). Volume transaksinya melampaui 3 miliar dolar AS (Rp48 triliun), dengan 9 juta alamat aktif yang terdaftar di jaringan ini.
Meski harga XLM menurun 26,29% dalam sepekan terakhir menjadi 0,3718 dolar AS (Rp5.949), keunggulan Stellar dalam efisiensi transaksi tetap menjadi modal kuat untuk pertumbuhan di masa mendatang.