JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turut mendampingi Presiden Joko Wiodo dalam peresmian pabrik sel baterai mobil listrik milik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat, Rabu 3 Juli.
Dalam sambutannya, Bahlil melaporkanIndonesia merupaakan negara pertama di dunia yang berhasilmembangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.
“Izin Pak (Jokowi), setelah kami diskusi, kami tanya apakah di dunia sudah ada belum membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu, dari tambang sampai mobil. Ternyata Pak, belum ada, dan kita Indonesia yang pertama untuk melakukan hal ini,” ujar Bahlil dalam sambutannya, Rabu 3 Juli.
Bahlil juga menyebut keseluruhan komitmen investasi konsorsium LG Energy Solution (LG) untuk proyek baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir di Indonesia mencapai 9,8 miliar dolar AS.
Bahlil juga mengatakan, dengan sinergi bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Indonesia telah merampungkan seluruh tahapan pembangunan ekosistem kendaraan listrik mulai dari mining, smelter, HPAL, prekursor, katoda, baterai sel, sampai dengan mobi.
Dikatakan Bahlil, investasi Hyundai pada pabrik baterai kendaraan lsitrik ini merupakan investasi terbesar dala satu ekosistem yang ada di Indonesia saat ini.
BACA JUGA:
"Alhamdulillah selesai, dan hari ini 1,2 sampai 1,5 miliar dolar AS selesai, akan dilakukan lagi pada tahap kedua, yaitu 2 miliar untuk 20 giga tahap keduanya. Yang lainnya juga sudah siap untuk dilakukan," beber Bahlil.
Untuk informasi, tiga fasilitas produksi yang diresmikan dalam kesempatan ini adalah pabrik baterai sel dengan nilai investasi tahap pertama 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp19,67 triliun, battery pack dengan nilai investasi 42,12 juta dolar AS atau senilai Rp690,49 miliar dan perakitan mobil Hyundai Kona Electric dengan nilai investasi 1,5 miliar dolar AS atau senilai Rp24,59 triliun.
Adapun realisasi investasi HLI untuk ketiga proyek ekosistem baterai dan kendaraan tersebut mencapai 4,46 miliar dolar AS atau Rp73,11 triliun, dan menciptakan lapangan kerja bagi 4.849 tenaga kerja lokal.