Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan asal Jerman, BASF akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia mulai tahun ini. Komitmen ini didapatkan pemerintah usai pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss pekan lalu.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Selasa, 24 Januari.

Bahlil optimistis rencana pembangunan pabrik ini akan dieksekusi tahun ini. Sehingga Indonesia bisa mengantongi peningkatan investasi asing.

“Tahun ini, insyaallah BASF sudah groundbreaking. BASF ini akan kerja sama di Maluku Utara,” ujar Bahlil.

Kata Bahlil, BASF Akan bekerja sama dengan guru pertambangan asal Perancis, Eramet SA untuk membangun ekosistem industri baterai kendaraan listrik hingga prekusor.

“Itu dia akan membangun ekosistem EV battery, insyaallah dia akan sampai di prekursor, investasinya kurang lebih 2 sampai 2,6 miliar dolar AS,” katanya.

Bahlil menekankan bahwa masuknya investasi dari perusahaan asal Jerman ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak hanya gencar menarik investasi dari negara tertentu seperti China.

“BASF ini salah satu perusahaan terbesar di dunia khususnya pemain petrokimia ya, ini bukan perusahaan kacang goreng. Jadi bukan hanya yang kita urus Korea, Jepang, China, Eropa pun kita urus. Buktinya mereka akan masuk tahun ini akan groundbreaking,” tuturnya.

Sekadar informasi, BASF dan Eramet SA telah menekan perjanjian mengkaji pembangunan pabrik high-pressure acid leaching (HPAL) yang rencananya akan dibangun di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.