Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan BUMN Migas asal Rusia Zarubezhneft (ZN) dipastikan akan hengkang dari Blok Tuna pada tahun 2024. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto bilang hal ini telah dijanjikan pihak Zn kepada pemerintah RI untuk merampungkan proses divestasi dari blok tuna.

"ZN sudah janji tahun ini dia akan bisa menyelesaikan untuk divestasinya," ujar Dwi kepada media yang dikutip Jumat 7 Juni.

Dwi mengatakan, lambatnya proses divestasi Zn di Blok Tuna menjadi salah satu penghambat Indonesia mencapai target long term planning (LTP) menuju 1 juta barel per hari di tahun 2030 karena dianggap mengganggu proyek.

"ZN harus divestasi kan, ya itu yang mengganggu proyeknya," sambung Dwi.

Asal tahu saja, Harbour Energy memutuskan untuk menunda pelaksanaan investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) terhadap pengembangan Blok Tuna ke tahun 2025 dari rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) yang sudah diberikan sejak Desember 2022 lalu.

Ia menambahkan, sambil proses divestasi oleh Zn berlangsung, Harbour Energy tetap melaksankan proyek Front End Engineering Design (FEED) dan beberapa proses pengadaan.

Untuk informasi, ZN bermitra dengan operator Blok Tuna, Harbour Energy, melalui Premier Oil Tuna BV. Keduanya masing-masing mengempit hak partisipasi sebesar 50 persen.

Sebelumnya Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan hingga saat ini proses farm out atau keluarnya Zn dari Blok Tuna masih dalam tahap buka data.

Sementara itu Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan Zn meminta tambahan waktu terkait pelepasan hak partisipasinya sebesar 50 persen dari Blok Tuna.

ZN melepas hak partisipasinya atas Lapangan Tuna akibat sanksi negara Barat imbas konflik Geopolitik Rusia-Ukraina.