JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji memberikan update terbaru terkait nasib Blok Tuna setelah ditinggal perusahaan raksasa migas asal Rusia, Zarubezhneft (Zn).
Tutuka menyebut jika saat ini memang banyak perusahaan yang menaruh minat pada blok migas yang terletak di lepas pantai Laut Natuna yang berada tepat di perbatasan dengan Vietnam ini dan setidaknya ada 3 perusahaan yang menunjukkan keseriusnnya untuk menggarap Blok Tuna.
"Sekarang 3 saya kira ya (yang mengajukan minat dan sudah shortlist)," ujar Tutuka kepada awak media di Gedung Kementerian ESDM, Selasa 16 April.
Untuk itu Tutuka menyebut masih butuh waktu 1 hingga 2 bulan ke depan untuk memutuskan pengganti Zn di Blok Tuna.
"Kita tunggu 1-2 bulan nanti ya," imbuh dia.
Dikatakan Tutuka saat ini Zn sudah menyetujui untuk menjual sahamnya kepada perusahaan baru namun pemerintah masih perlu melakukan evaluasi terkait bisnis dan harga yang tepat.
"ZN sudah wiling itu cuma kan cari bisnis yang tepat harga dan sebagainya harus tepat," pungkas Tutuka.
Sebelumnya Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan hingga saat ini proses farm out atau keluarnya Zn dari Blok Tuna masih dalam tahap buka data.
BACA JUGA:
Sementara itu Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan Zn meminta tambahan waktu terkait pelepasan hak partisipasinya sebesar 50 persen dari Blok Tuna.
Meski demikian Benny memastikan keputusan terkait pelepasan hak partisipasi perusahaan BUMN Rusia tersebut akan selesai pada Kuartal 1 tahun ini.
"Ya mudah-mudahan di Kuartal I ini cukup. Selesai. Rupanya ada peminat cukup banyak," pungkas Benny.
Asal tahu saja, ZN melepas hak partisipasinya atas Lapangan Tuna akibat sanksi negara Barat imbas konflik Geopolitik Rusia-Ukraina.
ZN mengelola Blok Tun bersama Premier Oil Tuna BV dan masing-masing menggenggam 50 persen hak partisipasi.