Bagikan:

JAKARTA - Produksi minyak RI pada Kuartal-1 tahun 2024 masih jauh dari target.

Untuk informasi, hingga kuartal I, lifting minyak RI baru mencapai 563.000 barel minyak per hari (BOPD) atau 88,5 persen di target APBN yang ditetapkan sebesar 635.000 BOPD.

Sementara itu salur gas RI tercatat sebesar 5.075 MMSCFD atau 87,7 persen dari target APBN yang dipatok sebesar 5.784 MMSCFD.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, untuk sementara produksi minyak RI masih sebatas menahan laju penurunan produksi di hulu migas atau decline.

Meski demikian ia tetap mengucapkan terima kasih kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang berupaya menahan laju decline.

"Kalau produksi kita sama-sama tahu, kita bisa tahan decline, saya tetap terima kasih ke KKKS yang tahan decline tidak terlalu tajam. Kalau dilihat declienya agak datar dari sebelumnya tapi yang belom bisa adalah menaikkan produksi," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa 16 April.

Tutuka mengatakan, untukmenaikan produksi minyak dalam negeri harus disertai dengan penemuan cadangan minyak baru atau atau memanfaatkan teknologi pengurasan minyak tahap lanjut atau Enhance Oil Recovery (EOR) yang digunakan di sumur-sumur tua agar dapat meningkatkan cadangan dan selanjutnya otomatis menaikkan produksi atau umur sumur migas.

"Kalau belum ya akan tahan dengan work over dan drilling yang ada saat ini," imbuh Tutuka.

Apalagi, lanjut dia, saat ini KKKS yang melakukan eksplorasi paling banyak menemukan ladang gas.

"Itu nasib kita tapi tentunya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin," pungkas Tutuka.