Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan target lifting tahun 2025.

Hal ini seiring dengan realisasi lifting minyak di tahun ini yang masih jauh dari target.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah mengusulkan target lifting minyak di 2025 sebesar 597.000 barrel per hari (BOPD) atau lebih rendah dari target lifting minyak di 2024 yang dipatok 635.000 BOPD.

Dadan mengatakan, realisasi lifting minyak RI di kuartal 1 2024 tercatat baru mencapai 567.650 BOPD atau setara 89,4 persen dari target yang ditetapkan pada tahun ini.

"Realisasi lifting minyak bumi sampai dengan Maret 2024 berkisar 567.000 BOPD atau mencapai 89,4 persen dari target APBN, sedangkan untuk target 2025, lifting minyak bumi sebesar 597.000 BOPD," ujar Dadan yang dikutip Kamis, 30 Mei.

Sementara untuk produksi gas bumi, Dadan membeberkan realisasi salur gas hingga Maret 2024 sebesar 885,46 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) atau sekitar 85,7 persen dari target 1,03 juta BOEPD tahun ini.

Sementara untuk target tahun 2025, Dadan menyebut target lifting gas di level 1,036 juta BOEPD atau sedikit meningkat dibanding target tahun ini 1,033 juta BOEPD.

Realisasi tahun ini, ia prognosakan hanya berada di level 995 BOEPD atau berada di bawah target APBN, seperti halnya prognosa lifting minyak.

"Lifting migas itu 597 ribu BOPD (minyak) dan 995 BOEPD (gas) atau di bawah target APBN 2024," sambung Dadan.

Guna mengupayakan lifting migas Dadan memaparkan empat strategi utama. Salah satunya, ialah improving existing asset value lewat peningkatan pengeboran sumur pengembangan, workover, well services, hingga reaktivasi sumur-sumur idle.

Kedua, transformation of resources to production melalui percepatan POD hingga percepatan onstream proyek-proyek hulu minyak dan gas bumi.

"Kedua ini transformasi dari sumber daya menjadi candangan, lalu dari cadangan menjadi produksi lewat proses POD dan percepatan onstream," kata dia.

Strategi berikutnya, kata Dadan, memaksimalkan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Waterflood. Misalnya, mempercepat proyek EOR seperti di Blok Minas.

Terakhir, mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) supaya melakukan eksplorasi besar-besaran untuk mendapat discovery sesuai yang diharapkan.

"Ini dilakukan dengan meningkatkan eksplorasi di offshore, laut dalam, dan Indonesia Bagian Timur. Saat ini, terdapat juga temuan di Layaran dan Geng North tahun 2023," pungkas Dadan.