Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan target lifting minyak RI dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar 580.000 hingga 601.000 barel minyak per hari (BOPD).

Target ini lebih rendah dari target lifting minyak di 2024 yang dipatok 635.000 BOPD.

"Lifting Minyak Bumi sebesar 580.000 hingga 601.000 barel per hari," ujar Arifin dalam Rapt Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu 5 Juni.

Sementara lifting gas RI pada RAPBN 2025 diusulkan sebesar 1.04 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).

Dengan demikian, lifting minyak dan gas bumi RI dalam RAPBN 2025 diusulkan sebesar 1.583–1.648 ribu barel setara minyak per hari.

"Mencermati realisasi sampai dengan bulan Mei 2024 dan outlook 2024, Lifting Minyak dan Gas Bumi pada RAPBN 2025 diusulkan sebesar 1.583 – 1.648 ribu barel setara minyak per hari," sambung Arifin.

Kemudian realisasi cost recovery hingga bulan Mei 2024 sebesar 2,51 miliar dolar AS atau 30 persen dari target APBN sebesar 8,25 miliar dolar AS.

Sedangkan outlook tahun 2024 sebesar 8,26 miliar dolar AS.

"Pada RAPBN 2025 cost recovery yang kami usulkan sebesar 8,5 – 8,7 miliar dolar AS," kata Arifin.

Sementara untuk harga rerata minyak mentah RI pada RAPBN 2025 diusulkan sebesar 75 hingga 85 dolar AS per barel.

Arifin menjelaskan, hal ini didasari atas realisasi rata-rata ICP sampai dengan Mei 2024 sebesar 81,67 dolar AS per barel dan cenderung turun, serta berdasarkan proyeksi Polling Reuters dan Short Term Energy Outlook dari United State-Energy Information Administration-Department of Energy, harga minyak dunia tahun 2025 diperkirakan pada kisaran 80,46 hingga 87,79 dolar AS per barel.

"Faktor lain yang memengaruhi harga minyak antara lain Kesepakatan perjanjian pembatasan produksi minyak dari negara-negara OPEC+, penguatan nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap beberapa mata uang, termasuk mata uang Indonesia, serta ketegangan politik di dua kawasan yakni Eropa Timur, dan Timur Tengah," pungkas Arifin.