Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait penerimaan negara bulan Mei yang merosot akibat penurunan lifting minyak dan gas bumi.

Asal tahu saja, berdasarkan laporan Kementerian keuangan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam (SDA) migas pada bulan Mei mengalami kontraksi sebesar 9.9 persen atau baru sebesar Rp46 triliun. Jumlah ini baru mencapai 41,8 persen dari target tahun 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, turunnya PNBP ini disebabkan oleh turunnya lifting minyak dalam negeri.

Menanggapi hal ini, Menteri ESDM mengakui jika pernyataan bendahara ini benar adanya. Dikatakan Arifin lifting yang lesu disebabkan oleh penurunan sebesar 20.000 hingga 30.000 barel minyak.

"Migas ya kalau impor kita naik, trus kurs. Tapi juga produksi kita yang memang juga turunnya 20.000 30.000 tapi saya rasa turunnya juga ga terlalu (besar)," ujar Arifin yang dikutip Sabtu 29 Juni.

Meski demikian Arifin bilang penurunan paling besar sejatinya terjadi pada komoditas mineral dan batu bara. Ia menjelaskan jika komoditas minerba mengalami penurunan akibat harga jual komoditas yang terus mengalami penurunan.

"Yang besar itu PNBP yang minerba karena harga-harga turun padahal volume bagus," kata Arifin.

Untuk informasi, rerata lifting minyak bumi hingga bulan Maret lalu baru sebesar 567.650 barel per hari (BOPD). Angka ini baru menyentuh 89,4 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2024 yakni sebesar 635.000 BOPD.

"Dapat kami laporkan realisasi sampai Maret 2024 sebesar 567.650 BOPD atau 89,4 persen dari target APBN," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana yang dikutip Kamis 30 Mei.

Kementerian ESDM juga menurunkan target lifting tahun 2025. Hal ini seiring dengan realisasi lifting minyak di tahun ini yang masih jauh dari target.

Dadan bilang pemerintah mengusulkan target lifting minyak di 2025 sebesar 597.000 barrel per hari (BOPD) atau lebih rendah dari target lifting minyak di 2024 yang dipatok 635.000 BOPD.