Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menanggapi usulan anggota Komisi VII DPR RI terkait revisi target lifting minyak RI yang ditetapkan sebesar 1 juta barel pada tahun 2030.

Tutuka mengatakan sejatinya Kementerian ESDM masih menaruh harapan yang cukup besar pada proyek enhanced oil recovery (EOR) dan eksplorasi migas nonkonvensional (MNK) di Blok Rokan. Ia mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil pengembangan kedua proyek tersebut.

Jika berhasil, Tutuka memastikan kedua proyek tersebut akan memberikan kontribusi besar pada realisasi lifting minyak RI.

"Kalau kami terutama menaruh harapan yang cukup besar di MNK dan EOR. Kalau itu berhasil saya kira keduanya akan menyumbang kontribusi besar untuk produksi minyak. Ini dari perspektif Dirjen Migas ya," ujar Tutuka kepada media yang dikutip Sabtu 16 Maret.

Tutuka menyebut keberhasilan kedua proyek ini masih menunggu hasil pengeboran dua sumur di Blok Rokan yakni Sumur Gulami dan Sumur Kelok yang baru akan diketahui dua bulan ke depan.

"Tentunya MNK tergantung apa yang dilakukan di Rokan ya yang sekarang baru dibor di Sumur Gulamo dan Sumur Kelok. Kalo hasilnya bagus mungkin 2 bulan akan ada info lebih detail soal itu," sambung Tutuka.

Lebih jauh Tutuka mengatakan jika target lifting sebesar 1 juta barel minyak per hari baru akan dapat tercapai jika Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menemukan lapangan minyak baru. Apalagi, kata dia, saat ini KKKS hanya menahan decline yang terjadi di sumur pengeboran.

Dikatakan Tutuka, saat ini KKKS paling banyak menemukan lapangan gas sehingga target lifting semakin sulit diraih.

"Kalau tidak ada penemuan baru memang tidak bisa naik. Jadi harus ada penemuan baru, lapangan baru khususnya minyak," pungkas Tutuka.