Siapa yang Bebannya Paling Berat saat Pandemi Menurut Sri Mulyani? Jawabannya: Perempuan!
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pandemi COVID-19 benar-benar mempengaruhi kehidupan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan.

Terkhusus perempuan, pandemi sangat berkaitan dengan aktivitas perekonomian yang menyangkut penyelenggaraan kegiatan rumah tangga, dimana perempuan banyak menjadi penggerak maupun bekerja di bidang tersebut.

“Jadi kami memberikan dukungan bantuan dari pemerintah karena kami tahu bahwa virus corona tidak hanya mempengaruhi aktivitas ekonomi, namun juga menciptakan beban yang sangat besar di tingkat rumah tangga dan itu berarti perempuan akan memikul sebagian besar beban itu,” jelas Menkeu Sri Mulyani dalam Diskusi Panel Women's World Banking Virtual Conference seperti yang dilansir laman resmi, Selasa, 9 Maret.

Pada diskusi panel yang diselenggarakan Bank Dunia itu, Menkeu menjelaskan bahkan sebelum pandemi perempuan juga memiliki kondisi yang tidak mudah dalam hal akses keuangan.

Disebutkan bahwa mereka jauh lebih sulit untuk mengakses permodalan baik terutama dari perbankan atau lembaga keuangan formal. Selain itu, perempuan juga kurang melek finansial apalagi jika digabungkan dengan teknologi digital .

“Jadi ketika kita semua mengerti bahwa ada kendala untuk berinteraksi secara fisik, maka kita harus go digital dan ini menjadi tantangan bagi seorang perempuan,” ujarnya.

“Jadi bagaimana kita akan benar-benar kemudian membantu perempuan agar mereka dapat memiliki akses permodalan, pemahaman literasi keuangan dan memiliki keterampilan untuk memahami aplikasi digital dan kemudian mereka akan dapat menggunakannya. Saya pikir ini semua adalah tantangan yang kami hadapi,” sambungnya.

Sri Mulyani menambahkan, pemerintah berupaya sebaik mungkin untuk memulihkan perekonomian.

Diantaranya dengan cara mempermudah akses kepada perbankan, memberikan akses modal atau restrukturisasi pinjaman termasuk subsidi bunga, memberikan bantuan kepada usaha ultra-mikro dan usaha kecil menengah. Lalu, memperkenalkan literasi keuangan serta pemahaman tentang aplikasi digital.

“Ini adalah kesempatan yang sangat penting bagaimana mengonversi beberapa program sosial, yang masih konvensional menjadi digitalisasi. Teknologi digital berlaku tidak hanya untuk perlindungan sosial namun kami juga mendukung langsung banyak usaha kecil menengah, yang dimiliki oleh perempuan,” tutup Menkeu.