Menkeu Sri Mulyani: 60 persen PDB Indonesia Bergantung Pada Perempuan
Ilustrasi (dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa sedikitnya 60 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bergantung pada perempuan. Klaim ini didasarkan pada peran besar dan sangat signifikan dari kalangan perempuan terhadap geliat dunia usaha kecil dan menengah.

“Kita melihat perempuan di Indonesia memainkan peran yang sangat penting. Bahkan mayoritas dalam usaha kecil menengah. Itu berarti 60 persen dari PDB kita akan bergantung pada perempuan,” ujar Sri Mulyani, dalam Side Event the 66th Session of the Comission on the Status of Women (CSW66), di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Kamis, 17 Maret.

Menurut Sri Mulyani, dari total 60 juta usaha kecil dan menengah di Indonesia, sekitar 50 persen di antaranya dimiliki oleh perempuan di tingkat mikro. Secara rinci, 56 persen usaha kecil dimiliki oleh perempuan, sedangkan pada skala usaha menengah sebanyak 34 persen dimiliki oleh perempuan.

"Itu artinya, semakin kecil ukuran perusahaan atau kegiatan ekonomi, maka semakin besar kepemilikannya oleh perempuan," tutur Sri Mulyani.

Di Indonesia sendiri, Sri Mulyani menjelaskan, usaha kecil menengah sebenarnya menyediakan 67 persen dari penciptaan lapangan kerja, yang artinya perempuan berperan penting dalam uaya penciptaan lapangan kerja.

Pemerintah pun memiliki program nasional inklusi keuangan dengan target 90 persen perempuan akan tercakup di dalamya pada 2024 mengingat akses keuangan bagi perempuan masih minim.

"Perempuan masih memiliki akses yang terbatas bagi lembaga keuangan, karena dari total kredit perbankan ternyata baru 18 persen kredit mereka yang disalurkan untuk usaha kecil dan menengah," keluh Sri Mulyani.

Karena itu, lanjutnya, pemerintah kini menugaskan perbankan untuk dapat menyalurkan kreditnya bagi usaha kecil dan menengah, minimal di level 30 persen.

“Hal ini masih menjadi tantangan bagi sebagian bank karena belum terbiasa melayani kredit dalam jumlah kecil terutama yang dimiliki oleh perempuan,” ungkap Sri Mulyani.

Upaya untuk mencapai inklusi keuangan bagi 90 persen perempuan Indonesia juga dilakukan melalui berbagai program, baik dalam bentuk edukasi dan literasi keuangan maupun menciptakan akses melalui teknologi digital.

Dijelaskannya, bahwa sejauh ini usaha meningkatkan inklusi keuangan terhadap perempuan sebenarnya telah dilakukan dengan berbagai format seperti melalui 10 juta Program Keluarga Harapan (PKH).

“Itu setidaknya menciptakan inklusi keuangan dengan mengizinkan perempuan membuka rekening agar mereka dapat menerima transfer dari pemerintah,” tegas Sri Mulyani.