Sri Mulyani Bilang Inflasi Masih Rendah, Sinyal BI Rate Tak Akan Naik Kali Ini?
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Instagram @smindrawati)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa tingkat inflasi di Indonesia masih tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan dengan banyak negara maju, bahkan di negara berkembang lainnya.

“Tahun lalu, kita mengalami inflasi yang relatif sangat ringan di 1,6 persen. Januari dan Februari kami memiliki sedikit peningkatan di atas 2 persen. Jika dibandingkan dengan banyak negara maju atau bahkan negara berkembang lainnya, tingkat inflasi ini masih tergolong sangat rendah,” ujarnya dalam keterangan pers dikutip Kamis, 17 Maret.

Menurut Menkeu, Indonesia tetap akan sangat berhati-hati dengan harga komoditas global dan gangguan pasokan, bahkan sebelum invasi Rusia ke Ukraina yang telah menciptakan tekanan pada harga.

“Itu bisa dilihat dari banyaknya tingkat inflasi negara maju dan beberapa negara berkembang yang sudah meningkat cukup signifikan dan itu pasti akan berdampak,” tuturnya.

Menkeu menambahkan respon terhadap kebijakan moneter di banyak negara maju dalam hal pengetatan dan peningkatan inflasi akan mempengaruhi daya beli, sehingga akan mempengaruhi pemulihan yang didorong oleh konsumsi. Kedua efek tersebut perlu direspon dan diantisipasi.

Untuk Indonesia, sebagian kenaikan harga komoditas ini belum ditransmisikan ke harga konsumen karena kebijakan harga yang diatur oleh pemerintah.

“Harga pangan kita yang relatif stabil, seperti beras yang dalam dua tahun terakhir sangat diuntungkan dengan hujan yang terus menerus dan itu juga menjadi penyangga bagi kita,” tegas dia.

Sebagai informasi, pernyataan Menteri Keuangan ini disampaikan tepat sehari sebelum Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil Rapat Dewan Gubernur yang rencananya akan dipublikasikan hari ini.

Jika mencermati penjelasan yang disampaikan oleh Menkeu maka kemungkinan besar BI bakal mempertahankan rate interest tetap di level 3,50 persen. Pasalnya besaran inflasi saat ini masih dalam kisaran 3 persen plus minus minus 1 persen.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi diperkirakan kenaikan BI rate baru akan terjadi pada tengah tahun ini seiring dengan momentum Ramadan yang biasa disertai oleh peningkatan harga barang kebutuhan pokok.