Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa UMKM, perempuan, serta pemuda merupakan kelompok utama yang paling sulit untuk mendapat akses ke produk dan layanan keuangan.

Menurut dia, kondisi pandemi menghilangkan pekerjaan dan memperburuk kemiskinan dan itu juga memperumit upaya untuk mengatasi hambatan terhadap inklusi keuangan.

“Jadi fokus kepada kelompok ini secara finansial adalah sesuatu yang sangat mendesak,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Kamis, 12 Mei.

Menurut Menkeu, UMKM berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja, investasi, dan pembangunan ekonomi. Kata dia, UMKM memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian dengan menyediakan 97 persen lapangan kerja, memiliki share lebih dari 60 persen PDB, dan lebih dari 60 persen investasi.

“Namun, pengembangan UMKM masih menghadapi banyak kendala, termasuk akses terhadap pembiayaan. Kita lihat, porsi kredit bagi UMKM di perbankan masih sekitar 18 persen atau jauh di bawah beberapa peer countries yang mencapai sekitar 30 persen hingga 80 persen,” ujarnya.

Untuk itu, Menkeu menilai kesempatan perempuan masuk ke layanan keuangan formal tidak hanya akan mengamankan kehidupan keluarga tetapi juga dapat mengelola kebutuhan dasar, seperti kesehatan dan pendidikan, serta bisa terlibat dalam UMKM.

“Kebutuhan untuk membangun keuangan inklusif dan ekonomi yang inklusif harus memasukan kelompok ini agar memiliki akses layanan keuangan. Akses ke rekening transaksi adalah langkah pertama menuju inklusi keuangan yang lebih luas. Upaya itu saat ini sudah mulai berjalan, tetapi kami juga menyadari bahwa ini masih membutuhkan banyak pekerjaan di depan,” tutup Menkeu Sri Mulyani.