JAKARTA - Indonesia diyakini telah berhasil memanfaatkan tekanan krisis yang terjadi, termasuk pandemi COVID-19, sebagai momentum untuk melakukan reformasi di segala lini.
“Indonesia terbukti selalu bisa memanfaatkan krisis menjadi momentum untuk melakukan reformasi,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis Ke-46 Universitas Sebelas Maret. di Solo, sebagaimana dilansir Antara, Jumat, 11 Maret.
Menurut Sri Mulyani, reformasi harus bisa dijalankan bersamaan dengan proses pemulihan, seperti agenda reformasi struktural yang tidak ditunda, melainkan justru terus diperkuat untuk membangun pondasi ekonomi.
Reformasi dijalankan untuk menangani masalah fundamental seperti penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM), kemudahan berusaha, hilirisasi dan transformasi ekonomi. “Kita memahami bahwa besi lebih mudah dibentuk ketika masih panas,” tutur Sri Mulyani.
BACA JUGA:
Tak hanya reformasi struktural, lanjut Sri Mulyani, selama masa pandemi pemerintah juga meneruskan upaya reformasi fiskal yang telah menghasilkan dua legislasi penting yaitu perubahan UU HKPD serta UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan pada 2021.
Dikatakan Sri Mulyani, kedua legislasi ini akan memperkuat kebijakan penerimaan negara dan perbaikan kualitas belanja transfer ke daerah sehingga memperkokoh desentralisasi dan otonomi daerah.
Di samping itu, pemerintah turut menjaga kesehatan dan keandalan APBN yang merupakan instrumen penting untuk pembangunan dan menjaga Indonesia dari dampak krisis lebih dalam.
Upaya menjaga kesehatan APBN dilakukan agar instrumen ini terus mampu menjadi solusi dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan dan gejolak serta ancaman krisis yang berpotensi terjadi di masa depan.
“Reformasi APBN dan keuangan negara adalah keniscayaan dan kebutuhan,” tegasnya.
Kesehatan ini dijaga melalui reformasi APBN yang mencakup perbaikan kualitas dan efisiensi belanja pemerintah pusat, pembiayaan dan pengelolaan perbendaharaan serta kekayaan negara.
Berbagai upaya tersebut saat ini telah berimplikasi pada Indonesia yang mulai mengalami pemulihan dan sedang kembali ke dalam jalur menuju tujuan serta cita-cita pembangunan.
“Kita harus optimis badai akan berlalu. Even the hardest of winters fears the spring. Setiap masa selalu ada tantangannya, setiap tantangan selalu ada jawabannya dan setiap masa selalu ada tokohnya,” kata Sri Mulyani.