Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk mendukung langkah pemerintah yang memfokuskan arah penyerapan investasi pada sektor berkelanjutan dan digital melalui perhelatan Mandiri Investment Forum (MIF) 2022.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pihaknya berkomitmen kuat untuk mendorong dunia usaha di Indonesia agar mampu menjadi destinasi investasi para pemilik modal dan korporasi pengelola aset.

"Melalui Mandiri Investment Forum, kami berharap calon investor memperoleh informasi terkini mengenai peluang investasi serta sederet reformasi kebijakan yang telah digencarkan pemerintah. Selain itu, forum ini juga bisa memberi kontribusi dalam menangkap momentum pertumbuhan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu, 9 Februari.

Menurut Darmawan, perhelatan yang diinisiasi perseroan dapat menjangkau sampai dengan 20.000 pemilik modal, termasuk 700 investor asing dengan estimasi aset kelolaan hingga 4 triliun dolar AS.

“Ini merupakan kesempatan yang tepat untuk mempromosikan bisnis di Indonesia karena investor dapat berkomunikasi langsung dengan para pengambil keputusan, baik di pemerintahan maupun di korporasi kategori layak investasi,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan pesannya. Dalam rekaman gambar yang ditayangkan saat pembukaan MIF 2022 hari ini, Kepala Negara mengingatkan bahwa berbagai momentum pemulihan ekonomi itu harus dijaga dan reformasi struktural harus terus dilanjutkan.

“Periode 2022 akan menjadi momentum pemulihan ekonomi, setelah keberhasilan Indonesia mengendalikan pandemi covid dalam 2 tahun terakhir dengan berbagai respon kebijakan, termasuk dalam bidang ekonomi,” ungkap Presiden Jokowi.

Senada, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan ruang pertumbuhan ekonomi tahun ini semakin terbuka. Pasalnya, dengan langkah-langkah fiskal pada 2020 dan 2021 menunjukan bahwa Indonesia tergolong berhasil untuk memitigasi dampak pandemi COVID-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi.

“Kebijakan fiskal di 2022 akan terus mendukung akselerasi pemulihan dan juga sektor sosial yang bertujuan untuk mewujudkan APBN sehat dengan memperkuat reformasi struktural,” katanya.

Menkeu memastikan jika disain keuangan negara dirancang untuk selalu antisipatif, responsif dan fleksibel dalam menanggapi ketidakpastian dengan tetap mencerminkan optimisme dan kehati-hatian.

“Kami akan melanjutkan upaya mitigasi ketidakpastian, keberlanjutan program perlindungan sosial, memperkuat agenda pembangunan SDM yang berdaya saing, pembangunan infrastruktur berteknologi, desentralisasi fiskal, serta melanjutkan reformasi anggaran termasuk reformasi perpajakan,” tegas Menteri Keuangan Sri Mulyani.