JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam sepekan ke depan diprediksi masih berfluktuasi cenderung melemah dengan kisaran pergerakan di level 6.950-7.100. Sebelumnya, pada perdagangan Jumat 26 Aoril, IHSG ditutup ambles 119,2 poin atau turun 1,67 persen ke level 7.036.
Secara teknikal, IHSG telah menembus support EMA 200 di sekitar level 7.100 dan masih ada potensi penurunan lanjutan hingga ke support berikutnya di sekitar area 7.000.
"Apabila IHSG mampu bertahan di atas level 7.100, ada potensi pantulan untuk menguji minor resistance di 7.200," tulis KB Valbury Sekuritas Indonesia dalam risetnya.
Adapun beberapa rilis data penting yang ditunggu pelaku pasar dalam sepekan ke depan, di antaranya data foreign direct investment kuartal I 2024 pada Senin 29 April dan data inflasi untuk periode April, yang diperkirakan meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 3,05 persen.
BACA JUGA:
Sementara itu, dalam sepekan terakhir, IHSG tampak tersungkur dengan total penurunan sebanyak 51 poin (0,72 persen), yang dipicu oleh sentimen pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rupiah sempat anjlok ke level Rp16.250 per dolar AS. Selain itu, faktor eksternal seperti peningkatan tensi geopolitik antara Iran dan Israel turut mempengaruhi pergerakan IHSG.
Investor asing pun mencatatkan transaksi jual bersih (net sell) lebih dari Rp4 triliun selama sepekan terakhir. Sejumlah saham ‘kakap’ terjungkal dilanda aksi jual, antara lain BBRI, BBTN, TLKM, dan ASII. Sedangkan penopang IHSG adalah saham-saham teknologi, seperti GOTO dan BUKA, yang harganya menguat.
Adapun KB Valbury Sekuritas menyarankan para investor untuk mencermati sejumlah saham, di antaranya ASII, TLKM, EXCL, ISAT, ANTM, dan MDKA.