Jokowi Ingatkan M. Lutfi: Meski Rayakan Ramadan dengan Sederhana, Stok Pangan Harus Tetap Aman
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: Dok. Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jajaran Kementerian Perdagangan untuk menjaga stok pangan nasional. Hal itu mengingat bulan Ramadan sudah dekat, sehingga stok harus dipastikan tersedia untuk masyarakat.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga meminta Kemendag melakukan stabil harga. Tujuannya untuk mencegah melonjaknya harga pangan menjelang bulan Ramadan. Ia ingin baik pusat maupun daerah menikmati harga yang sama.

"Supaya terus perbaiki kesetaraan harga di daerah-daerah pinggiran dan harus diantisipasi. Ini perlu saya ingatkan, bulan Ramadan yang tinggal 40 hari lagi. Sebulan kemudian Idulfitri. Siapkan dari sekarang, antisipasi dari sekarang," ucapnya saat meresmikan pembukaan rapat kerja nasional Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 4 Ferbuari.

Mantan Gubenur DKI Jakarta ini berujar kemungkinan Indonesia akan menyambut Ramadan tahun ini dengan sederhana. Meski begitu, Jokowi ingin tidak ada masalah stok barang dan harga meski perayaan Ramadan dan Idulfitri akan berjalan sederhana akibat pandemi.

"Walaupun nanti kita akan menyambut dengan sederhana tapi sekali lagi ketersediaan stok dan harga yang stabil harus dijamin," ucapnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartato akan memastikan stok ketersedian pangan saat puasa dan Lebaran terjaga. Hal ini dilakukan agar tidak terjadinya lonjakan harga.

"Lalu pemerintah juga melihat bahwa komoditas pangan menjadi penting, sehingga salah satu yang penting adalah penyediaan beras dengan stok 1-1,5 juta ton, pengadaan daging, dan penyediaan gula, baik untuk konsumsi maupun industri, di mana menghadapi Lebaran akan menjadi catatan agar ketersedian dan harga betul-betul tersedia untuk masyarakat," tutur Airlangga.

Airlangga berujar pemerintah juga telah membuat beragam stimulus dan insentif pajak dalam mendorong daya konsumsi lebih tinggi. Sebab, dia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai target sekitar 4,5 hingga 5,3 persen melalui beberapa sektor yang telah mengalami pemulihan.