Bagikan:

JAKARTA - BUMN yang bergerak di bidang jasa konsultasi rekayasa (engineering), PT Indra Karya (Persero) menargetkan pendapatan naik sebesar 20 persen tahun ini.

Target tersebut sejalan dengan rencana perseroan untuk membidik kontrak senilai Rp800 miliar di 2024 ini.

Direktur Indra Karya, Eko Budiono menjelaskan sepanjang tahun 2023 lalu, perseroan berhasil mencatatkan kontrak senilai Rp600 miliar. Di tahun ini, sambung dia, target kontrak yang dibidik dinaikkan menjadi Rp800 miliar.

“Untuk 2024 kami akan mencoba mencatatkan kontrak kurang lebih Rp800 miliar,” ucapnya dalam media briefing di Jakarta, ditulis Rabu, 27 Maret.

Eko bilang jika target kontrak Rp800 miliar tersebut bisa direalisasikan maka perusahaan dapat membukukan pendapat Rp250 miliar di tahun ini.

“Penjualan tahun 2024, kita naikkan dari Rp210 miliar menjadi Rp250 miliar. Artinya ada pertumbuhan 20 persen sesuai dengan arahan kementerian,” jelasnya.

Lebih lanjut, Eko mengatakan laba bersih perusahaan di tahun 2023 lalu tembus Rp13 miliar. Tahun ini, kata dia, ditargetkan naik menjadi Rp16 miliar.

“Dari sisi laba, kita juga akan mendorong lagi, dari Rp13 miliar kurang lebih menjadi Rp16 miliar,” ucapnya.

Semtara itu, VP Corporate Secretary Indra Karya Okky Suryono mengatakan nilai kontrak Rp800 miliar ini berasal dari 30 persen swasta, 25 sampai 30 persen BUMN, dan sisanya bersumber dari APBN dan pinjaman.

“Kalau rencana kontrak pendapatan, rencana kita itu tahun ini Rp800 miliar yang kita produksi itu sekitar Rp250 miliar. Biasanya lungsuran pekerjaan di tahun berikutnya, jadi pekerjaan kita dapatkan multi years, gak single years, ada single years tapi sedikit sekali,” ujarnya.

“Jadi pekerjaan itu sumber dananya macam-macam, dari swasta 30 persen, BUMN sekitar 25-30 persen, sisanya dari APBN dan laon,” jelasnya