Perlu Diantisipasi, Sri Mulyani Ungkap Sejumlah Tantangan Ekonomi Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkap terdapat beberapa risiko dan ketidakpastian perekonomian global di 2024 yang akan memengaruhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga perlu diantisipasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, ketidakpastian perekonomian global dan resikonya masih sangat tinggi terlihat dari berbagai faktor.

Salah satunya dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve yang diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi untuk waktu lama.

Menurut Sri Mulyani, pasar berharap akan ada penurunan suku bunga dalam waktu dekat, namun saat ini masih dalam kondisi suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama.

“Ini artinya likuiditas global masih akan ketat dan aliran dana ke negara-negara emerging termasuk Indonesia akan terpengaruh atau terjadi aliran dana yang cenderung keluar,” ujarnya dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Selasa, 19 Maret 2024.

Sri Mulyani menambahkan, hal ini dikhawatirkan akan menekan beban biaya bunga, karena yield dari suku bunga surat berharga juga akan terpengaruh oleh aliran modal dan nilai tukar terhadap negara-negara tersebut.

Risiko lainnya pada tensi geopolitik yang meningkat di mana memberikan ketidakpastian terhadap berbagai kegiatan ekonomi keuangan seperti perdagangan.

“Karena geopolitik ini memberikan suatu ketidakpastian terhadap berbagai kebijakan ekonomi, keuangan, dan perdagangan. Proteksionisme makin tinggi, investasi akan terdisrupsi tentu mempengaruhi kinerja perekonomian global,” ujarnya.

Dikatakan Sri Mulyani, tantangan lainnya berasal dari digitalisasi, perubahan iklim dan demografi di mana saat ini kecenderungannya terjadi penuaan populasi (ageing population) terutama di negara maju, memberikan dampak yang sangat destruktif.

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) masuk ke urutan kedua risiko global 2024, lalu perubahan iklim (climate change) mengisi posisi teratas risiko global.

“AI sekarang dianggap sebagai the top two atau the second highest global risk 2024, kemudian climate change dianggap sebagai risiko paling atas dan populasi yang makin menua juga akan menimbulkan dampak kinerja perekonomian,” tandasnya.