Optimistis Ekonomi Nasional Tumbuh 5 Persen di 2023, Menteri BUMN: Kuncinya Tekan Inflasi
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis Indonesia terbebas dari resesi global yang diperkirakan terjadi pada 2023. Bahkan, Erick juga memprediksi ekonomi nasional bakal tumbuh di angka 5 persen.

"Tahun depan banyak persepsi bahwa dunia resesi, iya, tapi Indonesia tidak. Kita Insya Allah tumbuh 5 persen," ungkap Erick kepada wartawan, Selasa, 20 Desember.

Dikatakan Erick, prediksi tersebut didasarkan pada harga pangan dan energi dalam negeri.

Menurut dia, bila pemerintah mampu menahan laju harga pangan dan energi, maka inflasi secara nasional bisa ditekan.

"Tentu menjadi kunci inflasi, bagaimana kita menahan laju harga pangan dan harga energi, tapi tubuhnya masih," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada periode 2023 mendatang.

Menurut dia, pemerintah membidik target pertumbuhan yang cukup tinggi tahun depan dengan besaran 5,3 persen.

"Ini asumsi yang telah ada di Undang-Undang APBN 2023. Jadi kalau saya bicara 5,3 persen itu karena ada di dalam peraturan yang berlaku. Namun, sama seperti kita melihat setiap tahun, selalu ada upside risk, downside risk. Geopolitik juga menimbulkan dampak," ujarnya dalam pernyataan tertulis pada Jumat, 2 Desember.

Sri Mulyani menjelaskan, sejumlah tantangan global yang akan dihadapi pada tahun depan. Pertama, ketidakpastian yang muncul dari ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

"Perang bisa menjadi turning point di tahun 2023 kalau kemudian terjadi negosiasi dan kemudian perangnya berhenti," tuturnya.

Kedua, tantangan yang berasal dari fenomena harga pangan dan energi yang masih tinggi sehingga meningkatkan inflasi global.

"Momentum pemulihan ekonomi dunia memang kemudian menjadi dimoderasi karena kenaikan inflasi global yang sangat tinggi," imbuhnya.

Sekadar informasi, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan makro ekonomi Indonesia menjadi 4,8 persen dari 5,1 persen di tahun depan.