Bagikan:

JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) mencatatkan nilai aset bersih atau net asset value (NAV) sebesar Rp48,9 triliun sepanjang tahun 2023. NAV tersebut menurun 20 persen dibandingkan tahun 2022.

“Gejolak harga komoditas sepanjang tahun 2023 telah berdampak terhadap harga saham-saham perusahaan portofolio utama Saratoga yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Fluktuasi harga saham tersebut ikut berdampak terhadap NAV Saratoga pada akhir tahun lalu,” ujar Direktur Investasi SRTG Devin Wirawan alam keterangan kepada media, Selasa, 19 Maret.

Devin menambahkan, perseroan juga berhasil mengoptimalkan kinerja perusahaan-perusahaan portofolionya melalui capaian dividen dan hasil divestasi yang menguntungkan.

Hal ini tercermin dari arus kas dividen dan divestasi Saratoga di akhir tahun yang mencapai level tertinggi yaitu sebesar Rp3,9 triliun.

Devin mengatakan, tahun 2023 merupakan momentum penting bagi Saratoga dalam menjalankan strateginya sebagai perusahaan investasi.

Selain mendorong peningkatan dividen di tengah kondisi pasar yang dinamis, Saratoga juga berhasil melakukan divestasi dan monetisasi terhadap portofolio yang sudah matang dan menghasilkan return maksimal bagi perusahaan.

“Dengan dana kas tersebut, kami mempunyai kapasitas yang luas untuk melakukan berbagai inisiatif strategi investasi, baik di tahun 2023 maupun pada tahun-tahun yang akan datang,” kata Devin.

Dengan dukungan neraca yang kuat, pada tahun 2023 Saratoga juga telah menjalankan strategi investasinya dengan meningkatkan kepemilikan di PT MGM Bosco Logistik (MBL) sehingga menjadi pemegang saham mayoritas.

Devin berkeyakinan bahwa dengan fundamental baik yang dimiliki, perusahaan portofolio seperti ADRO dan MDKA akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Apalagi dua entitas perusahaan tersebut berada di sektor strategis, yaitu komoditas batu bara, emas, nikel dan juga bisnis hilirisasi komoditas, yang berdampak langsung terhadap perekonomian global maupun domestik.

Direktur Keuangan Saratoga Lany D Wong mengungkapkan, Saratoga berhasil dalam memperkuat likuiditas internal pada tahun 2023.

Hal ini terlihat dari penurunan posisi utang yang juga berdampak pada terpangkasnya biaya bunga hingga 49 persen di tahun 2023.

"Keberhasilan ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam mengelola modal secara hati-hati ditengah masih berlangsungnya iklim suku bunga dunia yang tinggi," kata dia.

Berdasarkan posisi 31 Desember 2023, Saratoga menurunkan utang bersih hingga 62 persen menjadi Rp 263 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 688 miliar.

"Kami juga berhasil menjaga rasio biaya dan utang tetap berada pada tingkat yang sehat. Biaya operasional terhadap NAV masing-masing sebesar 0,5 persen dan loan to value menjadi 0,4 persen dari sebelumnya 1,1 persen pada tahun 2022,” ungkap Lany.

Lany menyatakan, tahun ini Saratoga akan terus aktif dalam menjalankan strategi investasinya.

Langkah ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif.

Berakhirnya proses pemilihan umum secara damai pada Februari lalu juga menjadi modal yang baik bagi pelaku usaha untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis mereka.

“Kami akan tetap fokus meningkatkan investasi di sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Salah satu strateginya adalah memperkuat investasi di portofolio yang sudah ada atau menambah portofolio baru yang memiliki prospek pertumbuhan bisnis yang baik dalam jangka panjang,” tutup Lany.