Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan masih ada sebesar Rp149 triliun investasi mangkrak yang belum dieksekusi lantaran sulit untuk direalisasikan.

Bahlil menegaskan hingga saat ini pihaknya sudah merealisasikan investasi mangkrak sebesar Rp558,7 triliun atau sekitar 78,9 persen dari total Rp708 triliun.

"Sisanya kami sudah tidak bisa lagi untuk melakukan perbaikan. Ini karena sudah tidak bisa lagi dieksekusi, akibat perusahaan-perusahaannya mengalami kesulitan secara internal," ucap Bahlil dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin, 18 Maret.

Dalam kesempatan terebut, Bahlil juga menyampaikan terkait perkembangan realisasi investasi mangkrak lainnya. Contohnya pabrik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon dengan total investasi sebesar Rp59,4 triliun.

Menurut Bahlil, investasi tersebut merupakan hasil penyelesaian dari investasi mangkrak sejak 2016. Saat ini progres pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai 85 persen dan diperkirakan akan mulai berproduksi tahun ini.

Adapun produk yang dihasilkan akan menjadi substitusi impor dengan komposisi 70 persen untuk kebutuhan dalam negeri dan 30 persen untuk ekspor.

“Di mana produk yang dihasilkan akan menjadi substitusi impor, dengan komposisi 70 persen untuk kebutuhan dalam negeri, dan 30 persen untuk ekspor," ujarnya.

Sebelumnya, Mantan Ketua Umum Hipmi tersebut mencatat dirinya dapat warisan proyek investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun dari Tom Lembong. Namun, Bahlil mengaku telah membereskan investasi mangkrak tersebut kurang dari tiga tahun. Sebesar 78 persen dari total investasi mangkrak tersebut sudah rampung.

“Saya masuk di BKPM bukan Oktober 2019, saya diwariskan oleh pemimpin terdahulu saya dengan investasi mangkrak Rp708 triliun, dan alhamdulillah dalam kurun waktu tidak lebih dari tiga tahun investasi mangkrak itu bisa kita eksekusi sebesar Rp558 triliun atau 78,9 persen,” katanya dalam konferensi pers, di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Rabu, 24 Januari.

Bahlil mengakui investasi yang mangkrak itu memang tidak capai 100 persen, karena banyak perusahaan yang memilih mundur tidak mau berinvestasi imbas pandemi COVID-19.

“Yang lainnya tidak bisa kita eksekusi karena pandemi COVID dan perusahaan-perusahaan itu mundur. Ini sekaligus sebagai laporan saya ke publik bukan kita tidak bisa ekseskusi, tapi memang perusahannya mengalami problem internal segala macam,” jelasnya.