Saratoga, Perusahaan Milik Konglomerat Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya Raup Pendapatan Dividen Rp1,4 Triliun
Konglomerat Edwin Soeryadjaya bersama dengan Sandiaga Uno. (Foto: Instagram @sandiuno)

Bagikan:

JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil mengoptimalkan pertumbuhan investasi, seiring pemulihan ekonomi. Hingga semester I 2022, perusahaan investasi milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno ini meraih pendapatan dividen sebesar Rp1,4 triliun, naik 58 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp866 miliar.

Pendapatan dividen tersebut terutama dikontribusi oleh PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) atau MPM. Sementara itu, kenaikan nilai portofolio investasi mendorong net asset value (NAV) Saratoga mencapai Rp60 triliun, tumbuh 29 persen dari Rp46,5 triliun.

Presiden Direktur Saratoga Michael William P Soeryadjaja menjelaskan, pertumbuhan NAV yang konsisten menjadi salah satu indikasi keberhasilan perseroan dalam menjalankan strategi investasi di tengah berbagai situasi. Kinerja positif perusahaan portofolio yang sejalan dengan pemulihan ekonomi juga menunjukkan bahwa investasi SRTG memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kami percaya bahwa ruang pertumbuhan bisnis portofolio Saratoga masih terbuka lebar, sehingga nilai investasi perseroan akan terus meningkat. Saratoga juga akan melanjutkan investasi pada aset-aset di sektor strategis yang berdampak luas bagi kebangkitan ekonomi," ujar Michael dalam keterangan tertulis, dikutip Senin 1 Agustus.

Adapun sejumlah langkah dilakukan SRTG untuk mengoptimalkan peluang-peluang investasi di masa depan, di antaranya divestasi 3 persen saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) senilai Rp2,2 triliun kepada Digital Bersama Infrastructure Asia Pte Ltd (BDIA).

Divestasi saham tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi internal yang dilakukan SRTG bersama Provident Group untuk memperkuat strategi investasi di sektor infrastruktur digital seperti menara telekomunikasi, serat optik, dan data center. Pasca divestasi saham TBIG, SRTG kini memiliki 35,2 persen saham BDIA dan 9,3 persen saham TBIG melalui anak usaha yang dimiliki penuh.

"Divestasi saham TBIG ke BDIA bertujuan memperkuat strategi dan eksekusi dari setiap rencana investasi Saratoga, termasuk bekerja sama dengan mitra-mitra baru. Sebagai bagian dari restrukturisasi, kami berhasil menandatangani kerja sama dengan Macquarie Asset Management sebagai mitra strategis di BDIA," ujar Michael.