JAKARTA - Perusahaan investasi milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil mencatat Net Asset Value (NAV) sebesar Rp60,9 triliun pada kuartal I tahun 2022. NAV Perseroan tersebut tumbuh 89 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp32,2 triliun dan lebih tinggi daripada NAV Saratoga di akhir tahun 2021 sebesar Rp56,3 triliun.
Saratoga juga mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham sebesar Rp3,6 triliun, yang mencerminkan kenaikan 208 persen secara year on year (yoy), dimana sebagian besar adalah kenaikan nilai portofolio yang belum direalisasikan.
Presiden Direktur Saratoga Michael William P Soeryadjaya menjelaskan nilai pasar sejumlah portofolio investasi Perseroan terus melanjutkan penguatan seperti yang terjadi sejak semester II tahun 2021. Kenaikan harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjadi katalis utama kenaikan NAV Perseroan di kuartal I tahun 2022 ini.
"Pada kuartal I 2022 Saratoga memperoleh pendapatan dividen sebesar Rp141 miliar dari PT Provident Agro Tbk (PALM) dan Deltomed. Kinerja positif Perseroan di awal tahun ini menunjukkan bahwa strategi investasi Saratoga di sektor-sektor kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat optimal," jelas Michael melalui keterangan resmi, Selasa 26 April.
Ia menambahkan, Saratoga berusaha menjaga rasio biaya dan utang pada tingkat yang sehat, dimana kami mencatatkan biaya operasional tahunan terhadap NAV sebesar 0,3 persen dan nilai pinjaman bersih sebesar 4,7 persen dari NAV.
BACA JUGA:
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menambahkan, dalam situasi yang penuh dinamika saat ini perseroan akan tetap melanjutkan rencana investasinya di sejumlah sektor strategis. Di antaranya adalah industri teknologi digital, pelayanan kesehatan, energi terbarukan, dan konsumer yang terus mendapatkan momentum pertumbuhannya sejak pandemi terjadi lebih dari dua tahun lalu.
Menurut Devin, setiap tahun Saratoga mengalokasikan dana sekitar 100 juta dolar AS - 150 juta dolar AS baik untuk investasi di perusahaan baru atau pada portofolio yang sudah ada. Tahun ini sektor teknologi digital, pelayanan kesehatan, energi terbarukan, dan konsumer menjadi perhatian Perseroan mengingat potensi pertumbuhannya masih sangat tinggi dalam jangka panjang.
"Tentunya setiap investasi akan dilakukan secara terukur, disiplin dan pada sektor-sektor yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan neraca keuangan yang sehat, kami optimis dapat memaksimalkan setiap peluang investasi yang mampu memberikan peningkatan nilai perusahaan yang optimal dalam jangka panjang," pungkas Devin.