Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan tambang milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) telah menggelontorkan dana sebanyak Rp194,2 miliar untuk eksplorasi area pertambangan Tujuh Bukit, Pulau Wetar dan Pani hingga kuartal I 2022.

Dalam keterangan tertulisnya di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa 12 April, manajemen MDKA menyebutkan, eksplorasi daerah Tujuh Bukit difokuskan pada sumber daya tenaga dan emas. Sebagian besar biaya eksplorasi dihabiskan untuk proyek ini, yakni Rp144,4 miliar yang terdiri atas pemeliharaan terowongan, pengeboran definisi sumber daya bawah tanah, dan pekerjaan tes terkait area.

Metode yang pengujian yang digunakan adalah pengeboran mulai dari bawah tanah dan permukaan. Pengetesan ini dilakukan oleh Merdeka Copper dan PT Merdeka Mining Service. Area yang dipilih untuk pelaksanaan pengeboran saat ini adalah area di deposit porfiri Tujuh Bukit yang merupakan wilayah terbesar yang mengandung tembaga dan emas berkadar tinggi.

Pengeboran dilaksanakan di mana 6 rig bawah tanah melakukan pengeboran Definisi Sumber Daya dengan total kedalaman pengeboran sebesar 10.105,7 meter serta 2 rig di permukaan telah selesai dengan total kedalaman pengeboran sebesar 2.021,2 meter.

Kemudian, pada proyek kedua yang berlokasi di Pulau Wetar, Maluku Barat. Pada proyek ini, perseroan menggelontorkan dana sebanyak Rp31,7 miliar. Metode pengujian yang digunakan yani dengan pemetaan dan pembuatan lintasan untuk melanjutkan survei EM Geofisika permukaan dari hasil target udara EM regional.

Dilanjutkan dengan pengeboran sisip dan ekstensi sumber daya serta metalurgi di Partolang dan Partolang Barat, pengeboran awal di wilayah Partolang Bridge untuk mengidentifikasi sumber daya dan target di wilayah Lerokis yang ditentukan oleh target EM dan pengambilan sampel batuan sebelumnya.

Pada proyek ketiga berlokasi di Proyek Pani, Gorontalo Sulawesi Barat. MDKA sejauh ini sedang mempersiapkan program pengeboran dan membangun bantalan bor serta peletakan pipa air. Kemudian, kumpulan data dari IUP PETS dan Kontrak Karya GSM digabungkan dan sistem kode geologi yang direvisi dan disederhanakan dikembangkan untuk logging inti bor.