Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA terus melakukan kegiatan eksplorasi di tiga daerah berbeda di Indonesia, yaitu Tujuh Bukit di Jawa Timur, Pulau Wetar di Maluku Barat, dan Pani di Gorontalo.

Total biaya yang dikeluarkan untuk mendukung seluruh kegiatan eksplorasi emiten mineral dan logam ini di Indonesia sepanjang kuartal II 2022 mencapai Rp300,78 miliar.

Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah menjelaskan, eksplorasi di Tujuh Bukit fokus pada sumber daya tembaga-emas dan emas-perak. Sedangkan eksplorasi di daerah Pulau Wetar dan Pani, masing-masing fokus pada sumber daya tembaga dan emas.

Untuk eksplorasi tembaga dan emas di Proyek Tujuh Bukit, Merdeka Copper Gold mengeluarkan total biaya Rp179,81 miliar pada kuartal II 2022. Biaya ini digunakan antara lain untuk pemeliharaan terowongan, pengeboran definisi sumber daya bawah tanah, dan pekerjaan tes terkait. Area Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur merupakan lokasi dari sumber daya tembaga dan emas.

Eksplorasi tersebut dilakukan PT Merdeka Mining Servis dengan metode pengujian pengeboran dari bawah tanah dan permukaan pada pekerjaan tes terkait. Adi menjelaskan, area pengujian yang yang dipilih untuk pengeboran saat ini adalah area di deposit porfiri Tujuh Bukit.

"Pada wilayah terbesar yang mengandung kadar tinggi tembaga dan emas yang diketahui dari hasil pengeboran hingga saat ini, dan telah diposisikan dengan baik untuk pengeboran dari lokasi terowongan saat ini,” jelas Adi dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa 12 Juli.

Sebagai tindak lanjut, pengeboran bawah tanah akan terus dilanjutkan dengan menggunakan 8 rig pengeboran berlian dengan tambahan 3 pengeboran bawah tanah yang akan dilaksanakan pada kuartal III 2022.

Sementara itu, eksplorasi emas dan perak dalam Proyek Tujuh Bukit mengeluarkan biaya sekitar Rp25,9 miliar pada kuartal II 2022, yang terdiri atas pengeboran definisi sumber daya dekat tambang dan pekerjaan eksplorasi regional. MDKA melalui PT Merdeka Mining Servis, metode pengujian yang digunakan pada eksplorasi ini adalah pengeboran dari permukaan, pemetaan regional, dan survei geofisika.

Area pengujian dipilih untuk program pengeboran dekat tambang dan pekerjaan regional karena merupakan area dari izin Tujuh Bukit yang dekat dengan pit saat ini dan dengan hasil anomali geokimia.

Eksplorasi MDKA selanjutnya pada tiga bulan kedua tahun ini adalah Proyek Wetar yang memakan biaya sekitar Rp37,29 miliar. Area Proyek Wetar berada di Pulau Wetar, Maluku Barat. PT Merdeka Mining Servis menggunakan metode pengujian berupa pemetaan, survei lintasan, dan kelanjutan geofisika tanah pada target elektromagnetik (EM) udara regional.

Area eksplorasi dipilih berdasarkan data survei geofisika EM yang berasal dari udara dan permukaan tanah serta riwayat aktivitas pertambangan yang mengidentifikasikan ciri-ciri dari potensi deposit (volcanogenic massive sulfide) VMS.

"Eksplorasi regional akan berlanjut di sekitar sampel anomali batuan dan target geofisika permukaan di wilayah Lerokis, termasuk pengeboran pandu eksplorasi, dan geofisika permukaan akan terus menentukan target regional pengeboran baru," jelas Adi.

Terakhir, anggaran eksplorasi kuartal II 2022 digunakan untuk Proyek Pani sebesar Rp57,78 miliar. Proyek yang berlokasi di Provinsi Gorontalo, Sulawesi ini juga ditangani PT Merdeka Mining Servis. Metode pengujian yang digunakan adalah pengeboran berlian dimulai dengan delapan rig pengeboran yang dimobilisasi ke lokasi pada kuartal ini.

"Bantalan bor lebih lanjut dibangun dan meletakkan jaringan pipa air. Kumpulan data dari IUP PETS dan Kontrak Karya GSM digabungkan. Kemudian sistem kode geologi direvisi dan disederhanakan serta dikembangkan untuk logging inti bor," jelas Adi.

Area pengeboran pada Proyek Pani dipilih karena ada kesenjangan antara pengeboran historis dalam IUP dan Kontrak Karya (KK) yang berdampingan. Pengeboran berlian akan berlanjut menggunakan delapan rig dengan tambahan empat rig yang telah direncanakan dimulai pada awal kuartal III 2022.