Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku kecewa karena ada enam BUMN yang masih berstatus ‘merah’ dalam hal keterbukaan informasi publik. Erick pun mengaku akan memanggil direksi perusahaan-perusahaan tersebut.

Adapun enam perusahaan yang dimaksud yakni PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum, Perum Bulog, PT Reasuransi Umum Indonesia (Persero), PT Danareksa (Persero), PT Bahaan Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan PT Asabri (Persero).

“Saya masih kecewa dengan masih ada enam BUMN yang masih merah. Tolong minggu depan panggil direksinya,” ujar Erick saat BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, ditulis Jumat, 8 Maret.

Erick mengatakan pemanggilan ini bertujuan untuk mendengarkan penjelasan dari para direksi terkait status merah dalam hal keterbukaan informasi publik.

Lebih lanjut, Erick meminta direksi-direksi BUMN yang masih belum terbuka kepada mampu berbenah dan memperbaiki ke depan. Sebab, hal ini merupakan salah satu poin penting dalam upaya transformasi BUMN.

“BUMN-BUMN yang masih merah minggu depan dipanggil direksinya. Ini direksinya kenapa? apakah memang ingin tertutup? Enggak bisa,” ucap Erick.

Erick mengingatkan, BUMN tidak bisa tertutup dan harus lebih informatif. Hal ini bagian dari proses check and balance dalam mewujudkan good corporate governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik.

“Check and balance harus terjadi,” tegasnya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan BUMN di kepemimpinan Erick Thohir jauh terbuka dan melakukan transformasi.

Kata Arya, Erick memberikan ruang bagi seluruh BUMN untuk berkarya dan melakukan berbagai inisiatif selama empat tahun terakhir.

“Dengan keterbukaan, GCG akan baik. Hasilnya kelihatan, dulu waktu Pak Erick masuk, (BUMN) yang informatif cuma satu, yang lain merah bahkan ada yang tidak ada informasinya,” kata Arya.