Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, ada dua opsi divestasi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

Erick menjelaskan, salah satu opsi yang diambil dengan mengubungkannya dengan tabungan emas.

“Ada dua opsinya, satu cari strategic partner. Kedua kita me-link dengan tabungan emas,” katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, ditulis Selasa, 27 Februari.

Dia menambahkan, sejauh ini belum ada opsi pelepasan saham kepemilikan BRI dan BNI di BSI ke publik.

Erick mengaku saat ini tengah memastikan BSI bisa mendapatkan mitra strategis.

Dengan adanya mitra strategis, lanjutnya, akan mampu meningkatkan daya saing BSI dan mampu masuk ke dalam daftar 10 bank syariah terbesar di dunia.

“Belum, kita mau mastiin BSI ini kan punya starategis partner supaya yang sekarang nomor 11 terbesar di dunia bisa menjadi top ten. Tapi kemarin ada penawaran tabungan, program tabungan emas itu bagus, dan itu kan enggak semua bank boleh,” katanya.

“Kenapa juga enggak BSI bisa bersinergi dengan Pegadaian, seperti apa kita belum bahas. Jadi masih opsi. Kalau yang tabungan emas internal. Mungkin apakah BRI nambah porsi saham, apa Pegadaian, belum, saya belum sampai ke sana,” sambungnya.

Menurut Erick, keputusan divestasi saham BRI dan BNI di BSI ini masih menunggu pertemuan lanjutan.

Dia berujar, sudah banyak mitra strategis dari luar yang tertarik untuk masuk.

“Tergantung BRI punya game paln menarik yaitu value creation, ya why not. Kan at the end itu partnership mesti ada value creation. Kalau sekadar berpartner terus enggak ada apa-apanya, ya buat apa,” jelasnya.

Sebelumnya, Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga juga telah mengungkapkan perkembangan terbaru mengenai divestasi saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang dimiliki PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).

Arya mengatakan ada dua opsi yang saat ini menjadi pertimbangan pihaknya.

Pertama, melepas saham ke investor strategis. Kedua, melepasnya ke publik.

“Iya (investor strategis atau ke publik). Apakah nanti ke publik atau ke mana, terserah lah itu,” ujar Arya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, dikutip Kamis, 22 Februari.

Lebih lanjut, Arya mengatakan, pelepasan saham BSI tersebut merupakan salah satu proyek strategis BUMN yang perlu dirampungkan.

Ditargetkan prosesnya bisa rampung sebelum pergantian pemerintahan baru pada Oktober 2024.

“Mudah-mudahan sebelum Oktober sudah selesai,” jelasnya.