Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat suara mengenai soal rencana PT Bank Syariah Indonesia (Tbk) untuk menjadi bank BUMN. Namun sayang, Erick enggan berkomentar lebih detail mengenai hal tersebut.

Namun yang pasti, kata Erick, pemerintah memiliki satu saham merah putih PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

Sekadar informasi, saham merah putih memiliki keistimewaan dibanding saham biasa. Keistimewaan yang dimaksud adalah dengan saham itu, negara memiliki kontrol terhadap Bank Syariah Indonesia.

"Kan BSI udah punya saham merah putihkan," kata Erick saat ditemui wartawan di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, dikutip Rabu, 21 September.

Kepemilikan saham tersebut dibenarkan Direktur Utama BSI, Hery Gunardi. Kata dia, pemerintah memiliki satu lembar saham merah putih.

"Saya ngomongin kinerja aja, sekarang kita sudah punya saham merah putih, jadi satu lembar kepemilikan BSI itu, Kementerian BUMN melalui pemerintah selembar saham itu, sisanya dari saham publik," katanya.

Sekadar informasi, komposisi kepemilikan saham Bank Syariah Indonesia dipegang oleh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yakni BNI, BRI, dan Bank Mandiri. Di mana, Bank Mandiri memiliki saham sebesar 50,83 persen.

Kemudian, Bank Negara Indonesia atau BNI 24,85 persen, Bank Rakyat Indonesia atau BRI 17,25 persen, dan pemegang saham lainnya, termasuk publik

7,08 persen.

Karena kepemilikan saham tersebut membuat BSI bukan sebagai bank negara sehingga muncul opsi jika BSI harus dijadikan sebagai BUMN.

Adapun opsi menjadikan BSI sebagai bank BUMN muncul ketika Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengingatkan agar BSU diubah menjadi BUMN.

Ia berharap ke depan BSI akan menjadi salah satu bank Himbara dan masuk ke dalam jajaran BUMN.