Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia (Tbk) atau BSI akan segera melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue). Dana segar yang diharapkan dari aksi korporasi emiten berkode saham BRIS ini sebesar Rp5 triliun.

Direktur Utama BSI Heri Gunardi mengatakan, rencana rights issue ini bakal dilakukan di kuartal IV tahun ini. Rights issue ini dilakukan dalam rangka memperkuat permodalan.

"Terkait penggunaan rights issue Rp5 triliun kami gunakan HMETD. Jadi, pemegang saham, yakni Mandiri, BNI, BRI memiliki hak terlebih dahulu. Kalau tidak membeli, maka baru ditawarkan ke publik," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa, 20 September.

Kata Heri, dana hasil rights issue akan digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan. Khususnya dalam mendorong pertumbuhan pembiayaan dalam mencapai target.

"Digunakan untuk ekspansi bisnis. Pertumbuhan pembiayaan kita tinggi targetnya. Harapannya itu, tapi yang penting naikan CAR, CAR kita sekarang 17 persen, paling rendah daripada bank lain, kita menuju di atas 20 persen," ucapnya.

Sekadar informasi, BSI akan meminta persetujuan pemegang saham terkait aksi korporasi ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September 2022. Rapat akan dilakukan pada pukul 14.00 WIB di Wisma Mandiri 1 Lantai 11, Jl M.H. Thamrin Kav. 5 Jakarta 10350.

Adapun jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB hingga efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan. Karena itu, perseroan berharap rights issue dapat dilaksanakan pada kuartal IV-2022. Ketentuan ini merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK).