JAKARTA - Bank Indonesia (BI) ungkapkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) keseluruhan 2023 membukukan surplus sebesar 6,3 miliar dolar AS, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus 4,0 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan perkembangan NPI secara keseluruhan tahun 2023 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global.
"NPI keseluruhan 2023 membukukan surplus sebesar 6,3 miliar dolar AS, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus 4,0 miliar dolar AS, terutama didukung kuatnya kinerja transaksi modal dan finansial," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis 22 Februari.
Erwin menyampaikan transaksi berjalan tahun 2023 mencatat defisit yang terkendali sebesar 1,6 miliar dolar AS atau 0,1 persen dari PDB, setelah membukukan surplus sebesar 13,2 miliar dolar AS atau 1,0 persen dari PDB pada tahun 2022.
Menurut Erwin perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang, seiring kondisi perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas, serta permintaan domestik yang kuat.
Di sisi lain, defisit neraca jasa berkurang sejalan dengan kenaikan jumlah wisatawan mancanegara seiring pemulihan sektor pariwisata yang terus berlangsung.
Adapun, transaksi modal dan finansial tahun 2023 mencatat perbaikan signifikan dengan membukukan surplus 8,7 miliar dolar AS, dibandingkan dengan defisit 8,7 miliar dolar AS pada tahun 2022, ditopang oleh surplus investasi langsung dan investasi portofolio di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca juga:
Sementara, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2023 naik mencapai 146,4 miliar dolar AS dari 137,2 miliar dolar AS pada akhir Desember 2022.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ke depannya, Erwin mengatakan Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.