Neraca Pembayaran Indonesia Defisit, Ini Penyebabnya
Ilustrasi rupiah (Foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2023 masih mencatatkan defisit sebesar 1,5 miliar dolar AS, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar 7,4 miliar dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan defisit neraca pembayaran menurun seiring Neraca Transaksi Berjalan (CA) dan neraca Transaksi Finansial (FA) pada kuartal III-2023 mencatat defisit yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, yang mendorong penurunan defisit Neraca Pembayaran secara keseluruhan.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2023 mencatat defisit sebesar 1,46 miliar dolar AS dibandingkan dengan defisit sebesar 7,37 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya. Dengan Neraca Pembayaran Indonesia yang masih tercatat defisit, maka cadangan devisa pada akhir kuartal III-2023 turun menjadi 134,86 miliar dolar AS dari 137,54 miliar dolar AS.

"Transaksi berjalan pada kuartal III-2023 mencatat defisit sebesar 0,86 miliar dolar AS atau setara dengan 0,25% dari PDB, dibandingkan dengan defisit sebesar 2.21 miliar dolar AS atau setara dengan 0.61 persen dari PDB pada triwulan sebelumnya," jelasnya kepada VOI Selasa 21 November.

Josua menyampaikan berdasarkan komponennya, neraca barang mencatat surplus sebesar 10,27 miliar dolar AS, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II-2023 yang mencatat surplus sebesar 10,13 miliar dolar AS. Adapun kinerja neraca barang yang solid pada kuartal III-2023 didorong oleh membaiknya ekspor nonmigas yang dibarengi dengan penurunan impor nonmigas.

Sementara itu, neraca jasa mencatat defisit sebesar 4.1 miliar dolar AS dari sebelumnya defisit sebesar 4.73 miliar dolar AS. Penurunan defisit neraca jasa didorong oleh meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Secara kumulatif, meskipun kunjungan wisatawan mancanegara pada kuartal III-2023 tumbuh melambat sebesar 64,87 persen yoy dari sebelumnya 169,66 persen yoy pada kuartal II-2023, tren kunjungan wisatawan mancanegara terus meningkat.

Di sisi lain, Josua menyampaikan wisatawan outbound dari Indonesia cenderung stagnan di kuartal III-2023, terutama setelah musim haji berakhir. Sementara itu, pendapatan primer turun karena penurunan pendapatan dari investasi langsung di Indonesia. Defisit untuk pendapatan investasi langsung turun menjadi USD4,65 miliar dari sebelumnya USD5,70 miliar.

Menurut Josua kedua komponen utama neraca transaksi finansial dimana defisit pada investasi portofolio cenderung melebar dan surplus investasi langsung mengalami penurunan pada kuartal III-2023, namun neraca investasi lainnya mencatatkan surplus pada kuartal III-2023.

"Defisit investasi portofolio melebar menjadi 3,13 miliar dolar AS dari defisit 2,63 miliar dolar AS pada kuartal II-2023, seiring dengan berlanjutnya arus keluar modal asing dari pasar keuangan domestik akibat sentimen The Fed," Jelasnya.

Sementara itu, surplus investasi langsung juga turun menjadi 2,77 miliar dolar AS dari 3,98 miliar dolar AS karena investor asing cenderung wait and see menjelang pemilihan presiden. Berbeda dengan komponen-komponen tersebut, investasi lainnya mencatat surplus sebesar 0,12 juta dolar AS, terutama karena perusahaan swasta menarik pinjaman luar negeri pada kuartal III-2023.