JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengumumkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2023 masih mencatatkan defisit sebesar 1,5 miliar dolar AS.
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar 7,4 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, kondisi defisit NPI ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik.
“Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September tercatat tetap tinggi sebesar 134,9 miliar dolar AS, atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” tulis Erwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 21 November.
Adapun neraca transaksi berjalan membaik ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa yang tetap solid.
Pada kuartal III 2023, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tercatat sebesar 0,9 miliar dolar AS atau setara 0,2 persen dari PDB.
Nilai tersebut jauh menurun dibandingkan dengan defisit 2,2 miliar dolar AS atau setara 0,6 persen dari PDB pada kuartal sebelumnya.
Erwin menambahkan, surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat didukung oleh perbaikan permintaan beberapa komoditas ekspor, terutama besi dan baja, di tengah tren harga komoditas yang masih turun.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia.
Perbaikan neraca transaksi berjalan turut ditopang oleh penurunan defisit jasa, yang didukung oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara seiring dengan pemulihan sektor pariwisata yang terus berlangsung.
Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga menurun sejalan dengan pembayaran imbal hasil kepada investor asing yang lebih rendah.
Erwin menyampaikan, kinerja transaksi modal dan finansial juga membaik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.
BACA JUGA:
Sementara itu, defisit transaksi modal dan finansial tercatat 0,3 miliar dolar AS atau setara 0,1 persen PDB.
Jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit 4,8 miliar dolar AS atau setara 1,4 persen dari PDB pada triwulan sebelumnya.
"Rendahnya defisit transaksi modal dan finansial ini didukung oleh berlanjutnya investasi langsung sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik," Jelasnya.
Erwin menyampaikan Bank Indonesia menilai kinerja NPI triwulan III-2023 yang baik akan mampu terus menopang ketahanan eksternal Indonesia.
“Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal,” tuturnya.